Senin, 10 Januari 2011

materi rangkuman ISBD

BAB I
KONSEP ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR


1..1. Latar belakang Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Banyaknya kritikan-kritikan yang ditujukan pada sistem pendidikan ,Sosial dan Kebudayaan oleh sejumlah cendikiawan dan mereka menganggap pendidikan yang berlangsung saat ini masih berbau Kolonial yang merupakan warisan system pendidikan pemerintah Belanda.Yang di anjurkan oleh Gonrad Theodore Van Deventer yang kerupakan “Politik Balas Budi “.

Adapun tujuannya yaitu untuk menhasilkan tenaga-tenaga terampil untuk menjadi Tukang-tukang yang mengisi birokrasi mereka dibidang administrasi,perdagangan,tekhnik dan keahlian lain untuk tujuan eksploitasi kekayaan Negara Indonesi

Latar belakang Ilmu Sosial Dasar ( ISD )
Penyelenggara di perguruan tinggi untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan Negara maka diselenggarakan pendidikan yang meliputi :
1.Pendidikan.
2.Pengajaran.
3.Penelitian.

Serta Langsung berhubungan dengan masyarakat meliputi semua manifestasi berupa kebudayaan yang beraneka ragam.Untuk itu perlu menyiapkan Mahasiswa sedini mungkin untuk menghadapi realitas kebudayaan agar nantinya Mahasiswa tidak terperosok kedalam pola pikir memilah- 
milah kebudayaan menurut etnis dan suku masing-masing,sehingga dapat mengakibatkan dampak negative bagi terselenggaranya Integrasi Bangsa/ masyarakat.Begitu juga masyarakat dan Negara menuntut terciptanya cendikiawan baru yang tidak hanya dibekali keahlian saja,tetapi juga memiliki sikap dan kata hati yang mengabdi kepada sesama demi harkat kemanusiaan.
Diharapkan tenaga ahli (Bidan) yang dihasilkan oleh perguruan tinggi memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Kemampuan Personal

Ialah kemampuan kepribadian dimana diharapkan nantinya memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap,tingkah laku yang mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia,memahami dan mengenal nilai-nilai agama,masyarakat,kenegaraan dan memiliki pandangan luas serta peka terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.

2.  Kemampuan Akademik.

Ialah kemampuan untuk berkomunikasi secara Ilmiah secara lisan Maupun tulisan,menguasai teknologi,mampu menganalis dan berfikir logis dan kritis,sitematis dan analitis.Memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi serta merumuskan masalah yang dihadapi serta dapat menawarkan alternatif pemecahannya.

3.  Kemampuan Profesional.

Ialah kemampuan dalam bidang Profesi tenaga ahli dimana yang bersangkutan yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.

Hasil rapat Rektor Universitas dan Institut negeri seluruh Indonesia tanggal 11-13 Oktober 1971 menyimpulkan pentingnya Ilmu Budaya Dasar ( IBD ). Tanggal 25-28 Oktober 1971 rapat pengajar diselenggarakan dan ISD dan IBD diberikan disemua Fakultas dalam lingkungan universitas dan institut negeri dan ditagaskan lagi dalam surat keputusan no 1338/DPT/A/71
Ilmu Sosial Dasar ( ISD) adalah ilmu pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial.Khususnya masalah-masalah yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia.Dengan mengunakan pengertian ( fakta.konsep dan teori ) yang berasal dari berbagai bidang ilmu pengetahuan,keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial,seperti sosiologi,antropologi,social politik,ekonomi,sejarah dll.

Latar Belakang Ilmu Budaya Dasar
1.   Bangsa Indonesia yang terdiri dari atas berbagai suku bangsa dengan segala aspek keaneka ragaman budaya.
2.   Proses pembangunan yang menimbulkan dampak negatif dan positif pada mental manusia.
3.   Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan pada kondisi kehidupan manusia.

Tujuan Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar ( IBD )
  • Mengusahakan Penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya.
  • Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat memperluas pandangan tentang masalah kemanusiaan dan nilai-nilai dalam lingkungan masyarakat.
  • Menjembatani para akademisi kita agar lebih mampu berkomunikasi satu sama lain.



1.2.  RUANG LINGKUP ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR. 

Ilmu Budaya Dasar identik dengan basic humanities yang berasal dari bahasa latin
“Humanus” yang berarti manusiawi,berbudaya dan halus.Dengan mempelajari Ilmu Budaya Dasar diharapkan seseorang menjadi lebih manusiawi,lebih berbudaya dan lebih halus.

Berbagai Aspek kehidupan yang merupakan ungkapan masalah manusia dan budaya.serta pendekatan dengan mengunakan pengetahuan budaya atau secara gabungan antar bidang disiplin ilmu pengetahuan budaya.
Hakekat manusia yang satu atau universal,beraneka ragam perwujudan dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat bila dilihat dalam menghadapi lingkungan alam,sosial,budaya manusia,Tidak hanya mewujudkan kesamaaan-kesamaan tapi juga ketidak seragaman yang diungkap secara tidak seragam.

Lingkup Ilmu Sosial Dasar ( ISD ) ialah adanya berbagai aspek pada kenyataan-kenyataan yang berssama-sama merupakan suatu masalah social sehingga biasanya suatu masalah social bias ditanggapi dengan pendekatan yang berbeda-beda oleh bidang pengetahuan dan keahlian yang berbeda-beda,sebagai pendekatan tersendiri maupun gabungan.Adanya beraneka ragam golongan dan kesatuan social dalam masyarakat yang masing-masing mempunyai kepentingan,kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku sendiri,juga adanya persamaan kepentingan dan tingkah laku yang menyebabkan adanya pertentangan-pertentangan ataupun hubungan-hubungan setia kawan dan kerja sama dalam masyarakat itu.

1.3.  POKOK BAHASAN ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.

Dalam ilmu Sosial Dasar adapun masalah-masalah yang akan dibahas yaitu :
a)     Masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan.
b)     Masalah Individu.Keluarga dan masyarakat.
c)     Mengkaji Masalah kependudukan dan sosialisasi.
d)     Hubungan antara warga Negara dan Negara.
e)     Hubungan pelapisan sosial dan persamaan derajat.
f)      Masalah di masyarakat perkotaan dan pedesaan.
g)     Mempelajari dan menyadari pertentangan-pertentangan sosial bersamaaan dengan adanya Integrasi masyarakat.

Dalam Ilmu Budaya Dasar ( IBD) secara umum akan dibahas masalah-masalah kemanusiaan dan budaya yang diungkapkan para ahli-ahli seni dan filsafat ada delapan pokok bahasan sebagai berikut:

a. Manusia dan cinta kasih yang meliputi:
  • Cinta antara pria dan wanita
  • Sexs.
  • Kekeluargaan.
  • Persaudaraan.

b.Manusia dan keindahan yang meliputi :
  • Kotemplasi.
  • Eksistensi.

c.Manusia dan penderitaan Yang meliputi :
  • Nasib buruk.
  • Penyesalan.
  • Kehilangan yang dicintai.

d.  Manusia dan keadilan yang meliputi :

  • Rasa keadilan.
  • Perlakuan yang adil.

e. Manusia dan pandangan hidup yang meliputi :
·                                 Cita-cita.
·                                 Kebajikan.

f.  Manusia dan Tanggung jawab serta pengabdian yang meliputi :
·         Kesadaran.
·         Kewajiban.
·         Pengorbanan.

g.Manusia dan kegelisahan yang meliputi :
  • Keterasingan.
  • Kesepian.
  • Ketidak pastian.

h.Manusia dan harapan yang meliputi :
  • Kepercayaan.
  • Gairah mengatasi kesulitan.


1.4    MASALAH-MASALAH BUDAYA DALAM ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.

Masalah-masalah budaya tersebut adalah sebagai berikut :

·            Segala sistem /tata nilai.
·            Sikap mental.
·            Pola berfikir.
·            Pola tingkah laku

Masalah-masalah budaya mencakup :

·            Aspek kehidupan suatu ungkapan masalah kemanusian dan budaya.
·            Hakekat manusia universal,perwujudan aneka ragam,ada kesamaan dan ketidaksamaan ini terlihat pada ekspresi dalam bentuk pikiran dan perasaan,tingkah laku dan hasil kelakuan mereka.


1.5.  PENGERTIAN MASALAH SOSIAL.
a)       Menurut umum atau warga masyarakat.
bahwa segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah sosial.
b)       Menurut para ahli ,masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarkan atas 
studi mereka mempunyai sifat yang dapat menibulkan kekacauan terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan.

contoh : Masalah pedagang Kaki lima di Indonesia.
·      Menurut pengertian umum pedagang kaki lima bukan masalah sosial karena sama-sama menguntungkan baik pedagang maupun pembeli.
·      Menurut para ahli perencanaan kota bahwa pedagang kaki lima menjadi sumber utama dari suatu kondisi dimana kejahatan mudah terjadi;
Jadi kesimpulannya masalah yang digolongkan sebagai masalah sosial oleh para ahli belum tentu dianggap masalah sosial oleh umum.Begitu pula sebaliknya .
·      Menurut “ Lesile ( 1974 ) “ Masalah sosial adalah sesuatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagian besar warga masyrakat,Sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan yang karenanya dirasakan perlunya untuk diatasi atau diperbaiki.

Artinya masalah-masalah sosial ditekankan pada adanya kondisi atau sesuatu keadaan tertentu dalam kehidupan sosial warga masyarakat yang bersangkutan.

1.6   KERANGKA KEBUDAYAAN.

Untuk dapat memahami Ilmu Budaya dasar yang merupakan perpaduan beberapa pengertian,konsep atau teori pengetahuan budaya,bila perlu terlebih dahulu mempelajari kerangka kebudayaannya sendiri.Sebab apa yang dikatakan definisi,pengertian,atau teori tentang pengetahuan budaya,semuanya merupakan komponen dari susunan suatu ilmu yang tidak dapat melepaskan diri dari objek materi dan objek formal suatu ilmu.

Untuk memudahkan dalam dialektika tentang kebudayaan yang wawasannya begitu luas,perlu dipahami terlebih dahulu tentang kerangka kebudayaan yang meliputi konsep kebudayaan,wujud kebudayaan,unsur kebudayaan,system budaya,sistem sosial,kebudayaan fisik,dan pengertian lainnya.
Demikian pula dalam observasi ilmiah terkadang sulit untuk membatasi dan memusatkan perhatian kepada suatu gejala.Akan tetapi sering dalam prakteknya suatu kegiatan ilmiah mengandung banyak nuansa yang tidak jelas sudut pandangnya ( persepsinya) 





BAB II

KELOMPOK SOSIAL


2.1.PENGERTIAN.

Kelompok sosial ialah sekelompok orang atau masyarakat yang tergabung dalam wadah yang tidak atau mempunyai hubungan antar anggota,saling mempengaruhi,sadar untuk tolong menolong,mempunyai tujuan dan kepentingan bersama.

Ciri-ciri kelompok sosial :
1.     Ada atau tidak ada interaksi.
2.     Mempunyai atau adat istiadat atau norma-norma,hukum serta aturan pola tingkah laku.
3.     Ada atau tidak rasa identitas yang mengikat semua warga.
4.     Ada atau tidak kesinambungan.

Kelompok sosial dibagi menjadi 2 yaitu :
·         Kelompok Sosial teratur.
·         Kelompok sosial tidak teratur.

Persyaratan kelompok sosial :
·         Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan. 
·         Adanya hubungan timbal balik antara anggota satu dengan anggota lainnya didalam kelompok itu.
·         Adanya suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota tersebut sehingga hubungan mereka bertambah erat.
·         Berstruktur,berkaidah dan mempunyai pola prilaku.


2.2. Kelompok sosial teratur

Kelompok sosial teratur mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.   Ada interaksi antar anggotanya.
b.   Mempunyai adat istiadat,norma-norma,aturan dan hokum.
c.   Mempunyai rasa identitas yang kuat untuk mengikat.
d.   Berkesinambungan.
Contoh : Organisai IBI, IDI.Kelompok arisan,dasa wisma.dll.

2.3. Kelompok sosial tak teratur.
a.       Kerumunan ( Crowded ).
Kerumunan adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan disuatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaaan.

Bentuk-bentuk kerumunan :
1.           Kerumunan yang beartikulasi dengan struktur sosial :
·       Khalayak penonton atau pendengar yang formil ( formal audiences ).
·      Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (Planned expressive group).

2.           Kerumunan yang bersifat sementara ( casual crowds ) :

·      Kumpulan yang kurang menyenangkan ( Inconvenient aggregations )
·      Kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik. ( Panic crowds )
·      Kerumunan penonton ( Spectator crowds )

3.           Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum
( lawless crowds )

·         Kerumunan yang bertindak emosionil ( Acting mobs )
·         Kerumunan yang bersifat imoril ( Immoral crowds ).

b.   PUBLIC

Adalah kelompok manusia yang turut mengambil bagian dalam masalah yang sama tatapi tidak perlu mempunyai pendapat yang sama,begitu pula tidak perlu berdekatan secara fisik.


2.4.  BENTUK KELOMPOK SOSIAL.

Kelompok sosial adalah merupakan suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh cirri tertentu dan mempunyai ikatan identitas sosial,pandangan dari pihak luar.Bentuk Kelompok sosial.
Bentuk Kelompok sosial :
1.   Kelompok yang mempunyai individu dan satu kesatuan wilayah ( keluarga,desa,bangsa,kota )
2.   Kelompok perbedaan warna kulit,ras.
3.   Kelompok yang mempunyai tipe khusus atas dasar kasta,elite,kelas atas kerja sama,kelas atas dasar persaingan.

 
Tipe-tipe kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau dasar pelbagai kriteria /ukuran. :

o        Besar kecilnya jumlah anggota-anggota kelompok sosial.

1.     In Group = adalah kelompok sosial dengan nama individu      mengidentifikasikan dirinya.
2.     Out Group = adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in group.



o   Derajat interaksi sosial dalam kelompok sosial tersebut.

1.     Primary Group = adalah kelompok sosial yang paling sederhana dimana anggota-anggota saling kenal-mengenal,dimana ada kerja sama yang erat.
2.     Secondary Group = adalah kelompok yang terdiri dari banyak orang,antara siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya tidak begitu langsung.


o   Kepentingan dan wilayah dari kelompok sosial :

1.      Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama,dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan lahir batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal.
2.     Gesell Schaft adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya jangka waktunya pendek dan bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.


o   Dilihat dari.Berlangsungnya suatu kepentingan dalam kelompok sosial :

1.      Formal Group adalah kelompok-kelompok yang memenuhi peraturan-peraturan yang tegas diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara anggota-anggotanya.
2.     Informal Group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur dan organisasi yang tertentu atau tidak pasti.

o          Dilihat dariDerajat organisasi dalam kelompok sosial.

1.      Membership Group adalah suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tertentu.
2.     Reference Group adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran bagi seseorang untuk membentuk pribadi dan kelakuannya.
3.     Kesadaran akan jenis yang sama,hubungan sosial,dan tujuan.


2.5.INTERAKSI SOSIAL

A.PENGERTIAN
Interaksi sosial adalah hubungan 2 ( dua ) 0rang atau lebih individu yang saling mempengaruhi,mengubah atau memperbaiki kelakuan individu atau kebalikannya.

(Dr Gerungan dalam buku Psikologi sosial ).Newcomb dalam bukunya Social Psycology menegaskan bahwa interaksi sosial merupakan pedoman masyarakat.Sejalan dengan 
Dr Gerungan.Dr Astrid S.Sutanto mengatakan dalam bukunya sosiologi mengemukakan pula bahwa interaksi soaial adalah proses komunikasi,Yaitu proses pengaruh mempengaruhi didalam masyarakat dengan akibat terjadinya perubahan dalam masyarakat ataupun proses sosial.

Secara singkat kita dapat mengatakan bahwa interaksi sosial adalah :

1.           Adalah kunci dari semua kehidupan sosial.Karena tenpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.
2.           Merupakan hubungan sosial yang dinamis.yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan,antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang perorang dengan kelompok manusia.
3.           Adalah dasar proses-proses sosial.Karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.


2.6.      BENTUK INTERAKSI SOSIAL

Individu selalu mengadakan hubungan baik dengan individu lain maupun lingkungannya,baik secara fisik,psikis maupun rohani karena hubungan dengan lingkungan dapat menggiatkan dan merangsang perkembangan atau memberikan sesuatu yang ia perlukan.Tanpa hubungan ini seseorang tidak dapat dikatakan individu lagi.

Woodworth seorang sarjana psikologi berpendapat bahwa pada dasarnya terdapat 4 ( empat ) jenis hubungan antara individu dengan lingkungan yaitu:


1.           Individu bertentangan dengan lingkungan .
Karena norma dan nilai dirinya berbeda dengan yang berlaku dimasyarakat.
Contoh : Dari pedesaan norma dan nilai bersifat kekeluargaan ke kotaMetropolitan yang bersifat individual.
2.           Individu memanfaatkan lingkungan.
Bila lingkungan dapat ,memberi manfaat bagi dirinya.
Contoh : Bidan bertugas diwilayah yang dinamis dan terorganisir baik.PSM baik, bidan dapat memanfaatkan situasi untuk menjalankan program.
3.           Individu berpartisipasi dengan kegiatan lingkungannya.
Apabila merasakan manfaatnya bagi diri dan lingkungannya.
Contoh : bidan berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat atau organisasi yang ada diwilayahnya.
4.           Individu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
a.Autoplastic ( Pasif ) yaitu mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungannya.
Contoh : bidan berusaha menunjukkan pola dan cara hidup sesuai dengan norma berlaku.
b.Alloplastic ( aktif ) Mengubah lingkungan sesuai keinginan diri sendiri.
Contoh : Bidan mengubah prilaku masyarakat Bumil untuk periksa kehamilan sesuai anjuran bidan.



Bentuk –bentuk interaksi sosial dapat berupa :

1.Kerja sama ( coo-peration )

Adalah berusaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.Bentuk kerja sama dapat berupa :

o  Kerja sama spontan ialah kerja sama secara serta merta.
o  Kerja sama langsung ialah kerja sama sebagai hasil dari perintah atasan  kepada bawahan.
o  Kerja sama Kontrak ialah kerja sama atas dasar syarat-syarat yang disepakati bersama.
o Kerja sama tradisional. Ialah kerja sama sebagian atau unsur-unsur tertententu dari sitem sosial.

2.     Proses Disosiatif (opposition processes )
Dibedakan menjadi :
a. Persaingan ( Competition )
b. Kontravensi ialah proses sosial yang ditandai ketidak  
    pastian,keraguan,penolakan ,dll.

3. Pertentangan (Conflict )
    Faktor penyebab konflik diantaranya ialah :
    - Perbedaan Individu.
    - Perbedaan latar belakang kebudayaan.
    - Perbedaan kepentingan antara individu dengan kelompok.
    - Perubahan nilai yang cepat atau mendadak. 
4. Akomodasi ( accommodation )
    Adalah keseimbangan interaksi sosial dalam kaitannya dengan norma dan        
    nilai yang ada di masyarakat,dibedakan menjadi :
    a.  Koersi = akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak  
         tertentu terhadap pihak yang lemah.
    b.  Kompromi.
    c.  Arbitrasi = Akomodasi apabila pihak – pihak yang berselisih tidak  
        sanggup 
    d. Mediasi = Akomodasi yang hamper sama dengan arbitrasi,namun pihak   
        ketiga yang bertindak sebagai penengah atau juru damai tidak    
        mempunyai wewenang memberi keputusan-keputusan penyelesaian  
        antara kedua belah pihak.
    e. Konsiliasi = Akomodasi untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari  
          pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya persetujuan bersama.
     f.  Toleransi =
     g. Stalemate = Akomodasi pada saat kelompok terlibat pertentangan     
         mempunyai kekuatan seimbang.
     h.  Ajudikasi = Penyelesaian masalah melalui pengadilan atau jalur hukum.
     i.   Asimilasi = menyesuaikan kemauannya dengan kemampuan.

Syarat asimilasi :
1. Terdapat jumlah yang berbeda kebudayaanya.
2. Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok.
3. Kebudayaan masing-masing kelompok saling berubah dan menyesuaikan  
   diri.

 
2.7. FUNGSI INTERAKSI SOSIAL

Manusia sebagai individu merupakan bagian dari kelompok anggota masyarakat. Manusia tidak dapat hidup sendiri.Sejak dilahirkan manusia sebagai individu memerlukan pergaulan dengan orang lain dalam memenuhi segala kebutuhannya baik kebutuhan fisik maupun psikis.Oleh karena itu manusia harus saling berinteraksi satu dengan yang lain sehingga setiap manusia dapat menerima apa yang diinginkan,walaupun tidak selalu memperoleh apa yang di harapkannya,namun ia akan selalu berusaha untuk memenuhinya.

Faktor- faktor yang mempengaruhi interaksi sosial :
Ada 4 ( empat ) faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yaitu :

1).  Imitasi.

       Imitasi dapat diartikan “pencurian “ yaitu dimana seseorang mengikat sesuatu diluar dirinya.Dalam interaksi sosial faktor imitasi sangat penting, jika yang di imitasi adalah sesuatu yang baik.Imitasi positif dapat merangsang perkembangan kepribadian seeorang dan dapat mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan baik.Imitasi baik misalnya, adapt istiadat dan sebagainya..
 
Contoh : Ibu mengajarkan kepada anaknya bila makan mulut tidak boleh berbunyi
dan kalau mengerjakan sesuatu dimulai dengan tangan kanan.
Imitasi juga bisa bersifat negatif dan memberi pengaruh buruk,misalnya bahasa dan sebagainya.

Contoh : Seorang ibu mengatakan bahasa yang kurang baik sehingga anak
Biasa mengikuti bahasa yang disebut ibunya.

2. Sugesti
 
       Sugesti mirip dengan imitasi,nanun ada pebedaan antara sugesti dan imitasi yaitu :
Sugesti ada;ah seseorang yang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya yang kemudian diterima orang lain.
Imitasi adalah : seseorang yang mengikuti sesuatu diluar dirinya.
Sugesti mempunyai peranan yang besar dalam pembentukan norma kelompok,norma sosial,norna politik dan sebagainya.

Contoh : Masyarakat disuatu wilayah lebih senang memriksa dirinya kepada ibu Bidan A ,karena masyarakat merasa hanya ibu bidan A yang dapat membantu menyelesaikan masalahnya,walaupun ibu Bidan tersebut tidak memberikan obat tertentu.

3.   Identifikasi

      Identifikasi ialah suatu proses penyamaan diri oleh seorang individu terhadap pribadi lain secara aktif,tetapi berflangsung tanpa disadari.Pribadi yang dijadikan objek identifikasi adalah tokoh yang dikagumi karena kekhasan pribadinya.

4.    Simpati

      Simpati adalah menaruh perhatian atau perasaan tertarik orang yang satu kepadayang lain.Simpati Timbul bukan karena penilaian rasio,melainkan karena penilaian perasaan.Peranan simpati cukup nyata dalam hubungan persahabatan antara dua orang atau lebih.

Contoh : Hubungan cinta kasih antara ibu dan anak.


2.8  SYARAT-SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
     
      Ada beberapa syarat untuk dapat terjadinya suatu interaksi sosial. Syarat     
      tersebut seperti berikut :
    
1.   Adanya kontak sosial.
Kontak = Merupakan tahap pertama dari terjadinya     interaksi sosial.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam bentuk :
-  Antara orang perorang.
-  Antara orang perorang dengan satu kelompok manusia atau  
      sebaliknya.
   -  Antara satu kelompok manusia dengan kelompok lainnya.

2.  Adanya Komunikasi.
     Adalah bahwa sesorang memberikan arti pada prilaku orang    
     lain,perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang    
     tersebut.





BAB III

KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

3.1 PENGERTIAN KELUARGA.

Terdapat beragam istilah yang biasa dipergunakan untuk menyebut
“ keluarga “.
Keluarga bias berarti Ibu, Bapak,anak-anaknya atau seisi rumah.Bisa juga disebut Batih
Yaitu Seisi rumah yang menjadi tanggungan dan dapat pula berarti kaum, yaitu sanak saudara serta kaum kerabat. ( Kamus besar bahasa Indonesia.Balai Pustaka 1995,hal 471)
Definisi lainnya keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang direkat oleh ikatan darah,perkawinan,atau adopsi serta tinggal bersama (Soerjono Soekanto,sosiologi keluarga,Reneka cipta Jakarta 1990,hal 22)
Beberapa pengertian keluarga diatas secara sosiologis menunjukkan bahwa dalam keluarga itu terjalin suatu hubungan yang sangat mendalam dan kuat,bahkan hubungan tersebut bias disebut dengan hubungan lahir batin.Adanya hubungan ikatan darah menunjukkan kuatnya hubungan yang dimaksud.Hubungan antara anggota keluarga tidak saja berlangsung selama mereka masih hidup,tetapi setelah mereka meninggal dunia pun masing-masing individu masih memiliki keterkaitan satu dengan lainnya.

Horton dan Hurt memberikan beberapa pilihan dalam mendefinisikan keluarga yaitu :
 1.Suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang yang sama.
 2.Suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah dan perkawinan.
 3.Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak.
 4.Pasangan tanpa menikah yang mempunyai anak.
 5.Para anggota suatu komunitas yang biasanya mereka ingin disebut sebagai
    Keluarga.



Tugas-tugas keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
1. Pemeliharaaan Fisik keluarga dan para anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotannya sesuai dengan         
    kedudukannya masing-masing.
4. Sosialisasi antara anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

Ciri-ciri Keluarga 
1. Diikat dalam suatu tali perkawinan.
2. Ada hubungan darah.
3. Ada ikatan batin.
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya.
5. Ada pengambil keputusan.
6. Kerja sama diantara anggota keluarga.
7. Komunikasi dalam suatu rumah.

Ciri-ciri Keluarga Indonesia :
1. Suami sebagai pengambil keputusan.
2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh.
3. Berbentuk monogram.
4. Bertanggung jawab.
5. Pengambil keputusan.
6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.
7. Ikatan kekeluargaan sangat erat.
8. Mempunyai semangat gotong royong.

Pola kehidupan Keluarga Indonesia.
1.Daerah Pedesaan
- Tradisional.
- Agraris.
- Tenang.
- Sederhana.
- Akrab.
- Menghormati orang tua.
2. Daerah Perkotaan.
- Dinamis.
- Rasional.
- Konsumtif.
- Demokratis.
- Individual.
- Terlibat dalam kehidupan politik.

Tahap-tahap kehidupan keluarga
Tahap – tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :
1. Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai dari pernikahan,yang   
    dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
2. Tahap menjelang kelahiran anak , tugas yang utama untuk mendapatkan
     keturunan sebagai generasi penerus,melahirkan anak merupakan  
     kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat
     dinantikan.
3.  Tahap menghadapi bayi,dalam hal ini keluarga mengasuh,mendidik dan
     memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini
     bayi,kehidupannya sangat tergantung pada kedua orang tuanya.Dan
     kondisinya masih sangat lemah.
4.  Tahap menghadapi anak pra sekolah,Pada tahap ini anak sudah mulai   
     mengenal kehidupan sosialnya,sudah mulai bergaul dengan teman   
     sebaya,tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan,karena tidak  
     mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih.Dalam fase ini anak
     sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah
     mulai menanamkan norma-norma kehidupan,norma-norma agama,norma-
     norma sosial,budaya dan sebagainya.
5.  Tahap menghadapi anak sekolah,dalam tahap ini tugas keluarga adalah
      bagaimana mendidik anak,mengajari anak untuk mempersiapkan masa
      depannya,membiasakan anak belajar secara teratur,mengontrol tugas-
      tugas sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
6.   Tahap menghadapi anak remaja,tahap ini adalah tahap yang paling
       rawan,karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam
       membentuk kepribadiannya,oleh karena itu suri tauladan dari kedua
       orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
7.   Tahap melepaskan anak kemasyarakat.,setelah melalui tahap remaja dan
      anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya,maka tahap selanjutnya
      adalah melepaskan anak kemasyarakat dalam memulai kehidupannya
      yang sesungguhnya,dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan    
      berumah tangga.
8.   Tahap berdua kembali,setelah anak besar dan menempuj kehidupan
      keluarga sendiri-sendiri,tinggalah suami istri berdua saja.Dalam tahap ini
      keluarga akan merasa sepi,dan bila tidak dapat menerima kenyataan  
      akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
9.   Tahap masa tua.,Tahap ini masuk ketahap lanjut usia dan kedua orang
       tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.


3.2    PERAN DAN FUNGSI KELUARGA
Setelah sebuah keluarga terbentuk,anggota keluarga yang ada didalamnya memiliki tugas masing-masing.Suatu pekerjaan yang harus dilakukan dalam kehidupan keluarga inilah yang disebut peran dan fungsi keluarga.Jadi Peran dan Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakan didalam atau diluar keluaraga.(Abu Ahmadi,Ilmu Sosial Dasar:Rineka Cipta,Jakarta,1991,hlm.88).
Fungsi disini mengacu pada peran individu dalam mengetahui,yang pada akhirnya mewujudkan hak dan kewajiban.Mengetahui fungsi keluarga sangat penting sebab dari sinilah terukur dan terbaca sosok keluarga yang ideal dan harmonis.Munculnya krisis dalam rumah tangga dapat juga sebagai akibat tidak berfungsinya salah satu fungsi keluarga.

Fungsi keluarga terdiri dari :
1.       fungsi biologis,
2.       fungsi pendidikan,
3.       fungsi keagamaan,
4.       fungsi perlindungan,
5.       fungsi sosialisasi anak,
6.       fungsi rekreatif dan
7.       fungsi ekonomis.
Sementara itu Horton dan Hurt mengatakan fungsi keluarga meliputi fungsi pengaturan seksual,fungsi reproduksi,fungsi perlindungan,dan fungsi ekonomi.

a.  Fungsi biologis.
Fungsi biologis berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan seksual suami istri.Keluarga ialah lembaga pokok yang secara abash memberikan uang bagi pengaturan dan pengorganisasian kepuasan seksual.Apabila salah satu pasangan kemudian tidak berhasil menjalankan fungsi biologisnya dimungkinkan akan terjadinya gangguan dalam keluarga yang biasanya berujung pada perceraian dan poligami.

b.  Fungsi Sosialisasi anak.
Fungsi Sosialisasi menunjuk pada peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak.Melalui fungsi ini keluarga berusaha mempersiapkan bekal selengkap-lengkapnya kepada anak dengan memperkenalkan pola tingkah laku,sikap,keyakinan,cita-cita dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan yang diharapkan akan dijalankan mereka.Dengan demikian sosialisasi berarti melakukan proses pembelajaran terhadap seseorang anak.Belajar tidak selau diartikan sebagai suatu aktivita yang sifatnya semata-mata intelektual,tatapi juga mencakup hal lain,yaitu pengamatan.

c.  Fungsi Afeksi.
Salah satu kebutuhan dasr manusia ialh kebutuhan kasih saying atau rasa cinta.Kebutuhan kasih saying ini merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi seseorang.Oleh karena itu kebutuhan kasih sayang sangat diharapkan bisa diperankan oleh keluarga.

d.  Fungsi Edukatif.
Keluarga merupakan guru pertama dalam mendidik manusia. Hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan seorang anak mulai dari bayi,belajar jalan,hingga mampu berjalan.Semuanya diajari oleh keluarga

e.  Fungsi Religius.
Fungsi religius dalam keluarga merupakan indicator keluarga sejahtera.Model pendidikan agama dalam keluarga dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
1.Cara hidup yang sungguh-sungguh dengan menampilkan penghayatan dan perilaku keagamaan dalam keluarga.
2.Menampilkan aspek fisik berupa sarana ibadah dalam keluarga.
3.Aspek sosial berupa hubungan sosial antara anggota keluarga dan lembaga-lembaga keagamaan

f.  Fungsi protektif.
Keluarga merupakan tempat yang nyaman bagi para anggotanya.Fungsi ini
Bertujuan agar para anggota keluarga dapat terhindar dari hal-hal yang negative.Dalam setiap masyarakat,keluarga memberikan perlindungan fisik,ekonomis, dan psikologis bagi seluruh anggotanya.

g.  Fungsi Rekreatif.
Fungsi ini bertujuan untuk memberikan suasana yang segar dan gembira dalam lingkungan.Fungsi rekreatif dijalankan untuk mencari hiburan.

h.  Fungsi Ekonomis.
Para anggota keluarga bekerja terutama kepala keluarga guna mencukupi dan memenuhi kebutuhan hidup anggota-anggota keluarganya.

i.  Fungsi Penentuan Status.
Dalam sebuah keluarga,sesorang menerima serangkaian status berdasarkan umur,urutan kelahiran dan sebagainya.Status/kedudukan adalah suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok atau posisi kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain.


Dari berbagai fungsi daiata ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya adalah :
1. Asih, adalah memberikan kasih sayang,perhatian,rasa  
    aman,kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan
    mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan
    kebutuhannya.
2.  Asuh,adakah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak
     agar kesehatannya selalu terpelihara,sehingga diharapkan menjadikan
     mereka anak- anak yang sehat baik fisik,mental,sosial dan spiritual.
3.  Asah,adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak,sehingga siap
     menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa
     depannya.

3.3.Pemegang Kekuasaan dalam keluarga.

a.  Patriakal,yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
     adalah dipihak ayah.
b.   Matriakal,yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
     adalah dipihak ibu.
c.   Equalitarian,yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah
     dan ibu.

3.4.      Peranan keluarga.
Peranan Keluarga mengambarkan seperangkat perilaku Interpersonal,sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalamm posisi dan situasi tertentu.Peranan Individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut :

·   Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak anaknya,berperanan sebagai pencari nafkah,pendidik,pelindung dan pemberi rasa aman,sebagai kepala keluarga,sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
·   Peranan Ibu,sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya,ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumahn tangga,sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
·   Peranan Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik,mental, sosial dan spiritual.







BAB.IV
KEBUDAYAAN

4.1.Pengertian Kebudayaan.
Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban,mengandung pengertian yang luas,meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks,meliputi pengetahuan,kepercayaan,seni,moral,hukum,adat istiadat (kebiasaan ) dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat ( Taylor 1897).
Menurut Koentjaraningrat (1980) kata “kebudayaan” berasal dari kata Sanskerta budhayah yaitu bentuk jamak dari Budhi yang berarti budi atau akal.Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan “hal-hal yang bersangkutan dengan akal.Sedangkan kata “budaya” merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari budi sehingga dibedakan antara “budaya” yang berarti “daya dari budi “ yang berupa cipta ,karsa,dan rasa dengan “kebudayaan “ yang berarti dari cipta,karsa dan rasa.

4.2. TUJUAN RUANG LINGKUP KEBUDAYAAN.
Kebudayaan sebagai pedoman hidup sangat penting,karena dengan adanya pedoman itu kehidupan dapat berjalan dengan baik dan berada dalam keseimbangan sosial budaya,artinya hidup manusia tidak mengalami goncangan-goncangan yang berarti.
Apabila seseorang membicarakan kebudayaan,maka ada kesan bahwa kebudayaan mencakup ruang lingkup yang sangat luas.Menurut kenyataan memang ada benarnya ruang lingkup,kebudayaan sama dengan pergaulan hidup manusia.
Sebab,pergaulan hidup manusia senantiasa menghasilkan kebudayaan.Sebaliknya kebudayaa itu sendiri juga merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan pergaulan hidup.Dari uraian tersebut dapat kita katakana hal-hal berikut ini :
1.Kebudayaan dengan nilai-nilai dan kaedah-kaedah ( Norma-norma ) memenuhi kebutuhan manusia akan pergaulan hidup yang tenteram dan tertib.
2.Kebudayaan memenuhi kebutuhan manusia agar terlindung dari tantangan alam sekitar dengan hasil karya yang merupakan kebudayaan materi ( kebendaan ).
3.Kebudayaan merupakan wadah tempat menyalurkan kepandaian,kemampuan spiritual dan perasaan.
Kebudayaan dapat dipandang sebagai semua cara hidup yang harus dipelajari,diharapkan,dan sama-sama diikuti oleh para warga masyarakat tertentu.Singkat kata,kebudayaan merupakan hasil karya,rasa,cipta.Kebudayaan sebagai hasil karya : Masyarakat menghasilkan teknologi dan berbagai macam benda atau materi yang diperlukan manusia untuk menguasai alam sekitarnya.
Kebudayaan sebagai hasil rasa yaitu :Meliputi Jiwa manusia yang mewujudkan segala nilai kemasyarakatan yang diperlukan untuk mengatur masalah kemasyarakatan dalam arti luas.Dalam hal ini termasuk agama,kesenian,ideologi dan semua unsure yang merupakan ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan sebagai hasil cipta : Merupakan kemampuan berfikir dari morang-orang yang hidup bermasyarakat sehingga menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan.Hasil rasa dan cipta dinamakan kebudayaan rohaniah atau kebudayaan Immaterial.
Kebudayaaan juga merupakan konsep tingkah laku yang memberikan pedoman-pedoman tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan serta berperan untuk menyelaraskan pola-pola perilaku tersebut.Didalam kebudayaan itu sendiri adalah perwujudan nilai-nilai.

4.3 UNSUR – UNSUR KEBUDAYAAN.
Kebudayaan dari tiap-tiap suku bangsa tersusun atas sejumlah besar unsur-unsur kebudayaan.Unsur-unsur kebudayaan tersebut ada yang kecil dan ada yang besar.Semuanya itu merupakan gabungan dari beberapa unsur.Items atau unsur terkecil dalam kebudayaan,yang jika terlepas dari unsure jenisnya yang lain masih tetap punya arti.Trait adalah unsure kebudayaan yang merupakan gabungan beberapa unsure terkecil.Kompleks kebudayaan adalah gabungan dari beberapa unsur kebudayaan.Aktivitas kebudayaan adalah merupakan gabungan beberapa kompleks kebudayaan.
Menurut Konsep B.Malinowski kebudayaan didunia mempunyai tujuh unsure universal yaitu :
1.Bahasa.
2.Sistem Teknologi.
3.Sistem mata pencaharian.
4.Organisasi Sosial.
5.Sistem pengetahuan.
6.Religi.
7.Kesenian.

4.4.SISTEM BUDAYA DAN SISTEM SOSIAL.
a. SISTEM BUDAYA.
Sistem budaya merupakan wujud yang abstrak dari kebudayaan.Sistem budaya atau cultural system merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang hidup bersama dalam suatu masyarakat.Gagasan tersebut tidak dalam keadaan lepas satu dari lainnya,tetapi selalu berkaitan dan menjadi suatu system.Dengan demikian system budaya adalah bagian dari kebudayaan,yang diartikan pula adapt istiadat mencakup system nilai budaya,system norma,norma-norma menurut pranata-pranata yang ada didalam masyarakat yang bersangkutan,termasuk norma agama.
Fungsi system budaya adalah menata dan memantapkan tindakan-tindakan serta tingkah laku manusia.Proses belajar dari system budaya ini dilakukan melalui pembudayaan atau pelembagaan.Dalam proses pelembagaan ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adapt istiadat,system norma dan peraturan yang hidup dalam kebudayaan.Proses ini dimulai sejak kecil.dimulai dari lingkungan keluarganya,kemudian dengan lingkungan diluar rumah,mula-mula dengan meniru berbagai macam tindakan.Setelah perasaan dan nilai budaya yang memberikan motivasi akan tindakan meniru itu diinternalisasi dalam mkepribadiannya,maka tindakannya itu menjadi suatu pola yang mantap,dan norma yang mengatur tindakannya dibudayakan.Tetapi ada juga individu yang dalam proses pembudayaan tersebut yang mengalami deviants,artinya individu yang tidak dapat ,menyesuaikan dirinya dengan system budaya dilingkungan sosial sekitarnya.
b. Sistem Sosial
Teori sistem sosial pertama kali diperkenalkan oleh seseorang Sosiolog Amerika 
“Talcot Parsons”. Konsep sistem sosial merupakan konsep relasional sebagai penganti konsep eksistensional perilaku sosial.Konsep struktur sosial digunakan untuk analisis abstrak,sedangkan konsep sistem sosial merupakan alat analisis realitas sosial sehingga sistem sosial menjadi suatu model analisis terhadap organisasi sosial.Konsep sistem sosial adalah alat pembantu untuk menjelaskan tentang kelompok-kelompok manusia.Model ini bertitik tolak dari pandangan bahwa kelompok-kelompok manusia merupakan suatu sistem.
Tiap-tiap sistem sosial terdiri atas pola-pola perilaku tertentu yang mempunyai struktur dalam 2 ( dua ) arti yaitu : pertama relasi-relasi sendiri antara orang orang bersifat agak mantap dan tidak cepat berubah.Kedua perilaku-perilaku mempunyai corak atau bentuk yang relatif mantap.
Parson menyusun strategi untuk analisis fungsional yang meliputi semua sistem sosial termasuk hubungan berdua,kelompok kecil keluarga organisasi kompleks dan juga masyarakat keseluruhan.Sebagai suatu sistem sosial,ia mempunyai bagian yang saling bergantung antara yang satu dengan yang lainnya didalam satu kesatuan.Kesemuanya saling mengait satu sama lain dalam kebudayaan yang saling menguntungkan.
Dalam suatu sistem sosial,paling tidak harus terdapat empat hal, yaitu :
1.Dua orang atau lebih.
2.Terjadi Interaksi diantara mereka.
3.Bertujuan.
4.Memiliki stuktur,simbol,dan harapan-harapan bersama yang dipedomaninya.
Lebih lanjut Parson Mengatakan bahwa sistem sosial tersebut dapat berfungsi apabila dipenuhi empat persyaratan fungsional.Yaitu :
1.Adaptasi, menunjuk pada keharusan bagi sistem-sistem sosial untuk menghadapi lingkungannya.
2.Mencapai tujuan,merupakan persyaratan fungsional bahwa tindakan itu diarahkan pada tujuan-tujuannya ( bersama sistem sosial )
3.Integrasi ,merupakan persyaratan yang berhubungan dengan interelasi antara para anggota dalam sistem sosial.
4.Pemeliharaan pola-pola tersembunyi,konsep latensi (Latency) pada berhentinya interaksi akibat keletihan dan kejenuhan sehingga tunduk pada sistem sosial lainya yang mungkin terlibat.
Model persyaratan fungsional Parsons ini dapat digunakan untuk menganalisis interaksi diantara pola-pola institusional utama didalam sistem-sistem sosial yang lebih besar.
Sistem Sosial terdiri atas satuan-satuan interaksi sosial.Unsur-unsur tersebut membentuk struktur sistem sosial itu sendiri dan mengatur sistem sosial.
Unsur-unsur sistem sosial tersebut ada sepuluh yaitu ;

1. Keyakinan ( Pengetahuan ).
2. Perasaan ( sentimen )
3. Tujuan,sasaran atau cita-cita.
4. Norma.
5. Kedudukan peranan (status)
6. Tingkatan atau pangkat ( rank )
7. Kekuasaan atau pengaruh ( Power )
8. Sanksi.
9. Sarana atau fasilitas.
10. Tekanan ketegangan (stress-strain ).

4.5.Konsep Nilai,System Nilai dan orientasi Nilai
Kajian Ilmu budaya dasar adalah nilai-nilai dasar manusia.Oleh karena itu dalam proses pengkajiannya permasalahan nilai tersebut perlu terlebih dahulu dimengerti dan dipahami.Hal lain yang penting bahwa nilai itu merupakan

unsur penting dalam kehidupan manusia.
a.Konsep Nilai
Batasan Nilai mengacu pada berbagai hal seperti minat,kesukaan,pilihan tugas,kewajiban agama,kebutuhan,keamanan,hasrat,keenganan,atraksi (daya tarik ),dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perasaan dari orientasi seleksinya.Akan tetapi segala sesuatu yang sifatnya merupakan manifestasi perilaku refleks atau hasil proses kimia didalam tubuh,itu bukan nilai.Rumusan nilai dapat diperluas atau dipersempit.Rumusan Nilai yang luas dapat meliputi seluruh perkembangan dan kemungkinan unsur-unsur nilai.Perilaku yang sempit diperoleh dari bidang keahlian tertentu, seperti dari satu disiplin kajian ilmu sosial.
Sebagai bahan pebandingan dan untuk menambah wawasan pengertian tentang nilai,ada beberapa pendapat sebagai berikut :
1.Pepper (1958:7 ) mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu tentang yang baik atau yang buruk.
2.Perry (1954) Mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu yang menarik bagi manusia sebagai subjek.
3.Kohler (1938 ) mengatakan bahwa manusia tidak berbeda di dunia ini; semua tidak dapat berhenti hanya dengan sebuah pandangan (maksud) faktual dari pengalaman yang berlaku.
4.Kluckhon (1951:399) mengatakan bahwa definisi nilai yang diterima sebagai konsep yang diinginkan dalam literatur ilmu sosial adalah hasil pengaruh seleksi perilaku.Batasan nilai yang sempit adalah adanya suatu perbedaaan penyusunan antara apa yang dibutuhkan dan apa yang seharusnya dibutuhkan;nilai-nilai tersusun secara hierakis dan mengatur rangsangan kepuasan hati dalam mencapai tujuan kepribadiannya.Kepribadian dari sistem sosio-budaya merupakan syarat dalam susunan kebutuhan rasa hormat terhadap keinginan yang lain atau kelompok sebagai suatu kehidupan sosial yang besar.
Dari berbagai pendapat tentang nilai dapat dikemukakan sebuah batasan nilai (tentatif),yaitu : Nilai adalah sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subjek,menyangkut segala sesuatu yang baiknatau yang buruk sebagai abstraksi,pandangan atau maksud dari berbagai pengalaman dengan seleksi perilaku yang ketat. Batasan ini bersifat universal,tetapi untuk suatu maksud pembicaraan tertentu dapat mengacu kepada salah satu batasan sebelumnya.Sebagai contoh pengertian nilai sosial dikemukakan oleh Alfin L.Bertrand (1976) : Nilai sosial adalah suatu kesadaran dan emosi yang relatif lestari terhadap suatu objek,gagasan atau orang.
Untuk mendapat rumusan yang jelas, Robin M.Williams (1972) mengemukakan bahwa ada empat buah kualitas tentang nilai-nilai yaitu :
1.Nilai-nilai mempunyai sebuah elemen konsepsi yang lebih mendalam dibandingkan dengan hanya sekedar sensasi,emosi,atau kebutuhan.Dalam hal ini nilai dianggap sebagai abstraksi yang ditarik dari pengalaman-pengalaman seseorang.
2.Nilai-nilai menyangkut atau penuh dengan semacam pengertian yang memiliki suatu aspek emosi.Emosi disini mungkin diungkapkan sebenarnya merupakan Potensi.
3.Nilai-nilai bukan merupakan tujuan kongkret dari tindakan,tetapi mempunyai hubungan dengan tujuan,sebab nilai-nilai berfungsi sebagai kriteria dalam memiliki tujuan-tujuan.Seseorang akan berusaha mencapai segala sesuatu yang menurut pandangan mempunyai nilai.
4.Nilai merupakan unsur penting,dan tidak dapat disepelekan bagi orang yang bersangkutan.Dalam kenyataan,nilai-nilai berhubungan dengan pilihan,dan pilihan merupakan prasyarat untuk mengambil suatu tindakan.
Nilai sering dikacaukan dengan keyakinan atau kepercayaan.Keyakinan dapat berisi kepercayaan-kepercayaan bahwa suatu argumentasi sungguh-sungguh dianggap benar.Keyakinan tidak perlu memerlukan bukti empiris,keyakinan adalah pikiran –pikiran tentang hal-hal yang dipandang sebagai faktor-faktor,dan orang-orang yang mengetahuinya tak akan berani menentangnya.
Adapun tingkatan-tingkatan nilai,menurut Arnold Green ada tiga tingkatan,yaitu : Perasaan ( sentimen ) yang abstrak,norma-norma moral dan keakuan (kedirian).Ketiga tingkatan tersebut ditemukan didalam kepribadian seseorang.Perasaan dipakai sebagai suatu landasan bagi orang-orang untuk membuat putusan dan sebagai standar untuk tingkah laku.Demikian pula norma-norma moral merupakan standar tingkah laku yang berfungsi sebagai kerangka patokan ( frame of reference) dalam berinteraksi.Adapun keakuan (kedirian) berperan dalam membentuk kepribadian melalui proses pengalaman sosial.
tercernakan dan nilai-nilai yang dominan.Nilai-nilai yang tercernakan (internalized Jenis-jenis nilai menurut intensitasnya ada yang disebut nilai-nilai yang values) merupakan suatu landasan bagi reaksi yang diberikan secara otomatis terhadap situasi-situasi tingkah laku eksistensi,sedangkan nilai-nilai yang tercernakan tidak dapat dipisahkan dari si Individu serta membentuk landasan bagi hati nuraninya.Apabila terjadi pemerkosaan terhadap nilai-nilai tersebut,maka akan timbul perasaan malu atau bersalah yang sulit untuk dihapus.Nilai yang tercernakan bagi individu-individu artinya individu itu menghayati atau menjiwai suatu nilai sdehingga ia memandang keliru pola perilaku yang tidak sesuai dengan nilai tersebut.
Nilai-nilai yang dominan artinya nilai-nilai yang lebih diutamakan daripada nilai-nilai lain.Fungsi nilai dominan ialah sebagai suatu latar belakang atau kerangka patokan bagi tingkah laku sehari-hari.Kriteria apakah suatu nilai itu dominan,ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut :
1.Luas tidaknya ruang lingkup pengaruh nilai tersebut dalam aktivitas total dari sistem sosial.
2.Lama –tidaknya pengaruh nilai itu dirasakan oleh kelompok masyarakat.
3.Gigih-tidaknya (intensitas) nilai tersebut diperjuangkan atau dipertahankan.
4.Prestise orang-orang yang menganut nilai,yaitu orang atau organisasi,organisasi yang dipancang sebagai pembawa nilai.


4.7.Orientasi Nilai Budaya.
Sistem nilai budaya dalam masyarakat dimanapun didunia,secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia,yaitu :
1.Hakikat hidup manusia ( MH )
Hakikat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem;ada yang berusaha untuk memadamkan hidup (nirvana = meniup habis),ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik ”mengisi hidup”
2.Hakikat Karya Manusia ( MK )
Setiap kebudayaan hakikatnya berbeda-beda,diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup,karya memberikan kedudukan atau kehormatan ,karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3.Hakikat Waktu manusia ( MW )
Hakikat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda ; ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau,ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau yang akan datang.
4.Hakikat alam manusia ( MA )
Ada kebudayaan yang menggangap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin,ada pula kebudayaan yang beranggapan bahwa : manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.
5.Hakikat hubungan Manusia (MM) 
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia,baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh).Ada pula yang berpandangan in dividualistis ( menilai tinggi kekuatan sendiri.
Kerangka Kluckhoh mengenai Lima Masalah Dasar
Dalam hidup yang menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia
Masalah dasar dalam hidup Orientasi nilai budaya
Hakikat hidup
( MH ) Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu buruk tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu menjadi lebih baik.
Hakikat Karya Karya itu untuk nafkah hidup Karya itu untuk kedudukan kehormatan dan sebagainya. Karya itu untuk menambah karya.
Persepsi manusia tentang waktu ( MW) Orientasi ke masa kini Orientasi ke masa lalu Orientasi ke masa depan
Pandangan manusia terhadap alam (MA) Manusia tunduk kepada alam yang dasyhat Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam Manusia berhasil menguasai alam
Hakikat hubungan antara manusia dengan sesamanya (MM) Orientasi kolateral (horizontal),rasa kebergantungan pada sesamanya , Orientasi vertikal,rasa ketergantungan pada tokoh-tokoh atasan dan berpangkat Individualisme menilai tinggi usaha atas kekuatan sendiri
Sistem nilai budaya ini merupakan abstraksi dari adat-istiadat dari yang merupakan konsep-konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga suatu masyarakat.Lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan Orientasi nilai budaya ini sangat berharga dan maha penting dalam hidup sehingga berfungsi sebagai pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan warga masyarakat.(Koentjaraningrat )


4. 6.Sistem Nilai di Masyarakat.
Hubungan sosial antara warga masyarakat desa sangatlah luas diatur oleh pola-pola ideal yang umum dan dianggap keharusan yang mengandung peraturan-peraturan..Ada tiga golongan norma di masyarakat yaitu adat asli,Syaria’ah agama, serta hukum dan peraturan-peraturan dari negara Indonesia.
1) Adat asli
Adat asli terdiri dari norma-norma yang dibangun oleh penduduk suatu daerah yang dipandang oleh mereka sebagai pedoman warisan dari masyarakat mereka.Dibawah ini diberikan satu contoh tentang adat asli dari Negeri Taram,suatu negeri diwilayah Sumatera Barat.Di Negeri Taram ,tiap penduduk baru yang baru lahir atau yang datang dari luar negeri,sedikit demi sedikit akan berkenalan dengan norma-norma yang harus dipatuhinya,jika ia berurusan dengan warga masyarakat dalam tindakan-tindakan sehari-hari.Norma-norma adat dipaksakan oleh tekanan-tekanan dari masyarakat sebagai keseluruhan dan pejabat-pejabat adat yang sudah diakui hanya mengambil bagian dalam,penekanan itu berada dalam keadaan-keadaan yang luar biasa.Adat dari negeri Taram,seperti yang telah diterangkan diatas menunjukkan beberapa perbedaan mengenai aspek kehidupan sosial kalau dibandingkan dengan adat dari negeri-negeri lain.
Tidak semua Individu mengenal norma-norma suatu adat yang berlaku dinegeri tersebut.Biasanya Hanya tiga atau empat orang yang menaruh perhatian yang sungguh-sungguh kepada norma-norma warisan nenek moyang karena pengetahuannya mereka menjadi ahli adat masyarakat.Dan ahli adat ini biasanya ditemukan diantara orang-orang tua.
2) Syaria’ah atau Syarah berbeda dengan adat,tidak dibuat oleh Penduduk Taram.Tetepi merupakan sistem norma-norma yang mereka dapat dari agama Islam.Bagian Pokok dari Syariah terdiri dari ajaran-ajaran Qur’an,aturan-aturan yang termaktub dalam hadist.
Perbedaan antara Syariah dan adat adalah : bahwa norma-norma Syariah itu mementingkan individu,sedangkan norma-norma adat mementingkan keluarga-keluarga luas atau masyarakat sebagai keseluruhan.Meskipun demikian,norma adat dan Syariah merupakan pedoman tingkah laku dari seluruh kegiatan-kegiatan individu dalam masyarakat negeri.
3) Sistim norma negara Indonesia terdiri dari norma-norma yang timbul dari Undang-Undang Dasar 1945,serta hukum.Ordonansi-ordonansi dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah juga terdiri dari norma-norma yang timbul sebagai akibat dari tumbuhnya negara Indonesia.
Sejumlah peraturan-peraturann ini telah sampai kepada penduduk desa,Yang telah menerima sebagian dan menolak atau tidak memperdulikan sebagian lainnya.Beberapa dari peraturan-peraturan yang diintegrasikan kedalam adat setempat,peraturan-peraturan lainnya dari pemerintah masih tetap dibedakan dari adat istiadat setempat dan hanya ditaati karena pemerintah menghendaki mereka berbuat demikian.

4.7 .Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan nilai Budaya.
1.Adat Istiadat.
Adat istiadat asli,biasanya digunakan dalam mengatur hubungan antara individu,golongan orang tua dimasyarakat pedesaan dianggap sebagai pengambil keputusan terhadap masalah-masalah yang dihadapi.Adanya kesukaran untuk mengadakan perubahan.Bidan harus mampu mengenali keadaan-keadaan tersebut.
2.Hukum Agama.
Sistim ini merupakan norma-norma dan nilai yang diperoleh dari agama yang dianut.Islam dengan Alquran,hadist,Itjihad,Qiyas dan pendapat para ulama.
Syariah dan adat merupakan pedoman dan tingkah laku dari seluruh kegiatan-kegiatan Individu dalam masyarakat..perbedaan antara Syariah dan adat ialah Syariah mementingkan Individu sedangkan Adat mementingkan keluarga/ masyarakat.
3.Hukum dan peraturan Pemerintah
Sistem ini terdiri dari Norma-norma yang timbul dari Undang-Undang Dasar 1945 dan Hukum –hukum yang dikeluarkan oleh pemerin tah.Peraturan-peraturan ini disampaikan kepada penduduk desa, ada yang menerima dan ada pula yang menolaknya.Adapula peraturan yang telah di integrasikan kedalam adat setempat.Sulit membedakan antara peraturan pemerintah dan peraturan adat.

4 . 8. PERBEDAAAN NILAI ,NORMA.
Nilai dan norma sangat erat kaitannya,kalau nilai mempengaruhi perilaku manusia,maka norma bertujuan mempertahankan dan melindungi nilai yang berlaku dalam masyarakat.Tderbentuknyabjati diri dan kepribadian manusia diperoleh melalui proses sosialisasi dalam masyarakat.Prilaku seseorang dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ada didalam masyarakat.Kalau nilai itu buruk maka manusia cenderung untuk menghindarinya.
a.Pengertian nilai.
Nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan yang pantas,berharga,yang mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu ( Drs Robert M.Z.Lawang).Nilai itu erat hubungannya dengan kebudayaaan dan masyarakat,karena setiap masyarakat atau setiap kebudayaan memiliki nilai-nilai tertentu.Menurut Koentjaraningrat sistem nilai budaya terdiri dari dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar keluarga masyarakat,mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup.Selanjutnya beliau menunjukkan 5 masalah pokok,dimana semua sistem nilai dari semua kebudayaan didunia ini berhubungan dengan masalah-masalah,yaitu sebagai berikut :
1.Hakekat hidup.
2.Hakekat karya manusia.
3.Hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu.
4.Hakekat hubungan manusia dengan sesamanya.
Menurut para sosiolog nilai sosial adalah suatu kesadarn plus emosi yang relatif lama hilangnya terhadap suatu objek,gagasan atau orang.Nilai hidup itu juga sering disebut pandangan atau orientasi hidup.Nilai hidup itu tidak nampak tetapi tercerminkan pada tingkah laku seseorang dan memang memberikan arah dan bentuk kepadanya.
Jumlah nilai hidup itu banyak sekali dan ada susunan tingkatannya,sehingga orang dapat menentukan mana harus didahulukan dan yang diakhirkan,atau yang biasanya disebut memberikan prioritas.Nilai hidup yang berdasarkan angan-angan,baiasanya mencerminkan keadaan tradisionil,Karena mereka masih memegang nilai hidup secara kukuh.Sedangkan nilai hidup praktis biasanya tumbuh dari masyarakat yang berkembang.
Contoh nilai hidup adalah :
1.Rasionalisme ( masuk akal ) berdasarkan segi praktis dari ilmu pengetahuan,Contohnya Untuk mendapatkan hasil padi sebanyak-banyaknya maka persawahan padi harus dipupuk.
2.Tradisionalisme ( memegang teguh kebiasaan ) Melakukan sesuatu yang biasanya dilakukan oleh nenek moyang,yang dianggap baik oleh sebagian golongan.Contohnya sebagian ibu-ibu setelah melahirkan minum ramuan jamu-jamuan.
3.Keberhasilan atau prestasi keadaan perasaan puas berdasarkan pemilihan usaha yang menghasilkan suatu kedudukan yang tinggi didalam masyarakat,sehingga sering menimbulkan rasa iri hati pada orang lain.
4.Individualisme, yaitu kenyakinan bahwa yang paling baik adalah bila orang-orang bebas dan percaya kepada kemampuan dirinya serta bertanggung jawab atas keputusan-keputusannya,Sehingga ada kebebasan dan kekhawatiran karena adanya peraturan-peraturan yang ketat serta tekanan-tekanan dari pihak yang berkuasa.
Pengertian Norma.
Norma dalah patokan prilaku dalam suatu kelompok tertentu,Norma memungkinkan seeorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu kan dinilai oleh orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang.
Contoh : Peraturan mengenai hubungan antara guru dan murid yang berada dalam satu kelompok belajar mengajar.Biasanya murid menghormati gurunya,mentaati perintah gurunya.
Ada dua macam norma yaitu adat istiadat ( MORES ) dan kebiasaan (FOLKWAY).Sering kali adat istiadat ini menjadi hukum tidak tertulis yang berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.Akan tetapi baik adat istiadat maupun hukum keduanya menpunyai kekuatan mengikat yang mengharuskan.Kalau kebiasaan (Folkway) tidak mempunyai kekuatan mengikat sehingga sangsi yang diberikan tidak terlalu berat.Nilai dan Norma sangat erat hubungannya,karena nilai yang dimiliki seseorang ikut mempengaruhi prilakunya,sedangkan norma sebagai pengatur prilaku manusia
BAB V
KONSEP MASYARAKAT DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA
5.1.Pengertian Masyarakat.
Istilah masyarakat diambil dari b ahasa Arab yaitu kata Syrk yang artinya ” saling bergaul serta berperan serta” sedangkan dalam bahasa Inggris istilah masyarakat diambil dari kata Society yang berarti sekumpulan kawan sepengetahuan.Pengertian masyarakat menurut beberapa ahli yang dikutip dari bukum pengantar Antropologi oleh Prof. Harsojo didefinisikan sebagai berikut :
1). Linton ( ahli antropologi )
Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup bekerja sama sehingga dapat mengorganisirkan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
2).M.J.Herskovits.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang di koordionasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
3).J.L Gillin dan J.P.Gillin
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan,tradisi,sikap dan perasaaan persatuan yang sama..
4). Prof.DR.Koentojoroningrat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat yang berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa suatu masyarakat adalah sekelompok manusia yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1).Adanya Interaksi antar anggota.
2).Mempunyai adat-istiadat,norma-norma,hukum serta aturan yang mengatur pola tingkah laku anggotanya.
3).Adanya suatu rasa identitas yang kuat dan mengikat semua warganya.
4).Adanya kesinambungan dalam waktu.
Dengan demikian tidak semua manusia yang bergaul dan berinteraksi itu adalah masyrakat untuk jelasnya dapat dilihat dari contoh dibawah ini :
Contoh : 
Suatu kumpulan manusia yang menonton pertandingan sepak bola atau menonton apapun tidak dapat dikatakan masyarakat walaupun mereka saling berinteraksi secara terbatas dan mereka tidak memiliki suatu ikatan lain kecuali perhatian yang sama pada permainan tersebut.Sebaliknya untuk sekumpulan manusia tersebut dinamakan ” kerumunan ” ( crowd)
Demikian pula dengan asrama bidan atau pegawai suatu kedinasan tidak dapat disebut masyarakat walaupun disana ada kesatuan manusia karena sistem normanya hanya meliputi beberapa sektor kehidupan yang terbatas saja dan han ya bersifat sementara,jadi tidak ada kesinambungan.Sebaliknya suatu negara,suatu kota ataupun desa adalah kesatuan manusia yang memiliki ciri-ciri masyarakat seperti yang telah diuraikan diatas.
5.2.UNSUR –UNSUR MASYARAKAT.
Masyarakat sebagai suatu kolektif manusia sangat umum sifatnya,Untuk menudahkan pemahaman ten tang pemahaman tentang masyarakat perlu dikenal unsur-unsur yang terdapat dalam masyarakat yang dibedakan sebagai berikut :
a.Kategori Sosial.
b.Golongan sosial.
c.Komunitas.
d.Kelompok dan perhimpunan.
a.Kategori Sosial
Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri-ciri yang objektif yang dikenakan kepada manusia-manusianya,seperti seks,usia,pendapatan dan lain-lain.Contoh :
Masyarakat suatu negara ditentukan melalui hukumnya bahwa ada kategori warga jenis kelamin laki-laki dan kategori warga jenis kelamin wanita,dengan maksud untuk membedakan penyakit-penyakit yang spesifik pada kedua jenis kelamin tersebut.
Disebut sebagai kategori apabila memiliki kriteria sebagai berikut :
1).Tidak ada interaksi antar anggota.
2).Tidak ada ikatan moral bersama yang dimiliki.
3).Tidak ada harapan-harapan peran.
b.Golongan Sosial..
Hampir sama dengan kategori sosial,golongan sosial adalah merupakan suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu ciri tertentu,bahkan sering kali ciri itu dikenakan kepada mereka dari pihak luar kalangan mereka sendiri.Walaupun demikian golongan sosial itu mempunyai ikatan identitas sosial.Hal tersebut tumbuh sebagai akibat reaksi terhadap cara pihak luar memandang golongan itu,atau mungkin golongan itu memang terikat oleh suatu sistem nilai, norma dan adat istiadat tertentu.
CONTOH : `
Di Indonesia ada konsep golongan pemuda.
Golongan sosial ini terdiri dari manusia-manusia yang oleh pihak luar disatukan berdasarkan ciri tertentu yaitu ” sifat muda” golongan ini oleh masyarakat umum digambarkan sebagai suatu golongan yang masih penuh vitalitas dan semangat.
Suatu golongan sosial dapat juga timbul karena pandangan negatif dari orang-orang lain diluar golongannya
Contoh :
Golongan Gepeng ( gelandangan dan pengemis ) dalam masyarakat kota terjadi.karena ciri-ciri yang menyolok dan membedakan dengan warga kota lainnya yang b aik status sosialnya.
c.Komunitas.
Komunitas adalah suatau kesatuan hidup manusia yang menempati wilayah yang nyata dan berinteraksi menurut suatu siatem adat istiadat,serta yang terikat oleh suatu rasa identitas komunitas dan merupakan pangkal dari perasaan patriotisme dan nasionalisme.Komunitas merupakan pengertian dari masyarakat dalam arti sempit karena komunitas bersifat khusus dengan adanya ciri tambahan yaitu ikatan lokasi( dibatasi wilayah geografi)
Contoh : Kesatuan-kesatuan seperti kota,desa,RW.RT atau masyarakat pengrajin,pedagang,petani.
d.Kelompok dan Himpunan
1)..Kelompok
Kelompok merupakan sekumpulan manusia yang berinteraksi antar anggotanya,mempunyai adat istiadat tertentu,norma-norma berkesinambungan dan adanya rasa identitas yang sama serta mempunyaim organisasi dan sistem pimpinan.Pada kelompok dasar organisasinya adalah organisasi adat,hubungan berdasarkan kekeluargaan,Sifat kepemimpinan berdasarkan kewibawaaan dan kharisma serta hubungannya berdasarkan atas perorangan.
Contoh :
-Kelompok-kelompok yang terikat oleh hubungan keturunan atau kekerabatan suatu marga misalnya masyarakat batak
- Kelompok-kelompok yang terdiri dari sekawanan.,anak remaja atau genk. Sekelompok anak kapal,sekelompok tetangga yang sering bergaul dan sebagainya.
- Kelompok-kelompok lain termasuk dalam organisasi adat misalnya kepala adat dibeberapa wilayah di Indonesia misal MinangKabau,kalimantan.
2).Himpunan
Himpunan merupakan kesatuan manusia yang berdasarkan sifat tugas atau guna,sifat hubungannya berdasarkan kontrak,dasar organisasinya,organisasi buatan,pimpinan berdasrkan wewenang dan hukum.
Contoh :
- Himpunan berdasarkan pendidikan yayasan pendidikan,perkumpulan pemberantasanButa Huruf.
- Himpunan berdasarkan kelompok ilmu pengetahuan misalnya organisai profesi seperti IDI ,IBI dan PPNI.
- Himpunan untuk kegiatan keagamaan misalnya Muhammadiyah dll.
- 
5.3 Syarat-Syarat Masyarakat
Suatu Masyarakat sudah pasti memiliki Wilayah atau tempat tinggal tertentu. Meskipun itu adalah masyarakat pengembara tetapi pada saat-saat tertentu para anggotanya akan berkumpul disuatu tempat untuk mengadakan upacara-upacara tertentu.Masyarakat yang mempunyai tmpat tinggal tetap biasanya mempunyai ikatan solidaritas yang lebih kuat karena pengaruh kesatuan tempat tinggal tetap dan ditambah pula dengan latar belakang sejarah,politik dan kebudayaaan yang sama. Memang dalam masyarakat modern yang perkembangan teknologi dan perhubungan sudah sangat maju,ikatan tempat tinggal mulai berkurang.Perkembangan tekniologi alat-alat komunikasi dan perhubungan yang maju justru memperluas wilayah pengaruh dari masyarakat yang bersangkutan.
Disamping tempat tinggal yang merupakan dasar pokok bagi pembentukan masyarakat harus pula ada unsur perasaaan yang mengikat didalam sesama mereka.Perasaan yang pada hakekatnya menjadi identifikasi wilayah tempat tinggal dinamakan perasaan masyarakat setempat atau Community sentiment,Adapun unsur-unsur Community Sentiment adalah sebagai berikut :
1.Seperasaaan: seseorang berusaha mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang didalam kelompok tersebut,sehingga semua meraka akan menyebut dirinya sebagai kelompok kami,perasaan kami dan sebagainya,
2.Sepenanggungan, masing-masing individu menyadari peranannya di dalam kelompok,dan kelompok masyarakat itu sendiri memberi kemungkinan dilaksanakannya peranan tersebut.
3.Saling memerlukan diantara Individu saling membutuhkan baik kebutuhan psikologis seperti rasa aman maupun kebutuhan-kebuthan lainnya.
5.4. Masyarakat Pedesaan.
Desa adalah komunitas kecil yang menetap secara tetap disuatu tempat.Masyarakat pedesaan mempunyai ciri sebagai berikut :
a.Pandangan kebutuhan kehidupan diutamakan pada keperluan utama daripada kehidupannya. Contoh : Bila memasak dan menghidangkan makanan yang diutamakan adalah pemenuhan kebutuhan biologis tidak diperhatikan soal-soal bahwa orang lain senang atau tidak senang.
b.Kehidupan keagamaan,sangat religius hal ini karena cara berfikir secara efektifitas artinya semua hal ada hubungannya dengan rasa kebersamaaan dan kehidupan warga desa cenderung kearah keagamaan.
c.Masyarakat desa pada umumnya hidup dalam kebersamaaan lebih mementingkan kelompok dann keluarganya.
d.Pada masyarakat pedesaan tidak dikenal adanya pembagian kerja berdasarkan keahlian tetapi biasanya pembagian kerja berdasarkan usia,mengingat kemampuan fisik masing-masing karena sistem kerja mereka adalah gotong royong.
e.Di desa lapangan pekerjaan pada umumnya kurang.
f.Jalan fikiran orang-orang desa pada umumnya lebih praktis lebih mementingkan pada kekerabatan.
g.perubahan-perubahan sosial lambat karena masyarakatnya tertutup terhadap pengaruh dari luar.
h.Pola kebudayaaan masyarakat pedesaan .
1).Pola kebudayaan masyarakat pedesaan dapat dilihat.
Untuk melihat pola kebudayaan masyarakat pedesaan dapat dilihat dari aspek :
a). Bahasa
Bahasa merupakan sistem perlambangan manusia secara lisan maupun tertulis,sebagai alat komunikasi.Penggunaan bahasa daerah (tradisional) di pedesaan umumnya lebih banyak digunakan,sedangkan untuk bahasa asing,biasanya agak sulit diterima oleh masyarakat desa.
b).Teknologi
Tekhnologi yang masih bersifat tradisional dimaksud adalah cara-cara memproduksi memakai dan memelihara peralatan hidup dalam kebudayaan suatu suku bangsa.Pada umumnya pengunaan teknologi di pedesaan masih bersifat tradisional atau sederhana.
c).Sistem Religi (keagamaan )
Suatu sistem religi selalu mempunyai ciri-ciri untuk memelihara emeosi keagamaan itu diantara para pengikutnya dengan sebaik mungkin.
Sistem Religi di pedesaan Umumnya masih dipertahannkan oleh masyarakat.Ulama/ Kyai sangat dihormati,Disamping sistem religi ada sekelompok masyarakat tertentu dipedesaan yang mempunyai kepercayaan dan kenyakinan terhadap ilmu ghaib ( magic) seperti halnya dengan sistem religi,ilmu ghaib juga mempunyai pemimpin atau pelakunya yaitu dukun,ada saat-saat tertentu mengadakan upacara-upacara pada tempat-tempat tertentu.Akhirnya suatu upacara ilmu ghaib juga mengandung unsur-unsur yang sama dengan upacara religi pada umumnya.Tingkat kepercayaan yang ada dimasyarakat terhadap dukun sangat tinggi,dapat ditemukan didaerah pedalaman atau terpencil.Walaupun pada akhirnya religi dan ilmu ghaib sering kelihatan sama dan sulit diberi batasan yang jelas namun pada dasarnya terletak pada sikap manusia pada saat ia menjalankan agamanya yaitu ketika ia menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan,Dewa,Ruh,Nenek moyang ataupun kekuatan tinggi lainnya..Sebaliknya pada saat ia menjalankan ilmu ghaib ia bersikap lain.Ia berusaha memanipulasi kekuatan-kekuatan tinggi dan ghaib agar kehendaknya dapat dijalankan dan keinginannya tercapai.
d).Kesenian
Kesenian yang dimaksud adalah seni musik,tari dan drama.Dipedesaan hanya masyarakatnya,masih mempertahankan nilai-nilai seni yang terkandung ada diwilayahnya atau desanya.Ada kewajiban tertentu bagi anak-anaknya dan pemuda untuk mempelajari kesenian daerahnya.
2).Nilai dan Norma.
Hubungan sosial antara para warga masyarakat desa sangatlah luas diatur oleh pola-pola ideal,yang umumnya dianggap keharusan dan yang mengandung peraturan-peraturan lebih khusus.Norma-norma yang umumnya digunakan oleh masyarakat desa adalah :
a).Adat istiadat asli.
b).Hukum agama.
3).Hukum dan peraturan pemerintah.
a).Adat istiadat
adat istiadat asli biasanya digunakan dalam mengatur hubungan antara individu,misalnya dalam hubungan antara orang-orang tua dan muda,upacara perkawinan,meminang,kelahiran bayi,kematian,mendapat haid pada remaja putri,nujuh bulan dan Nedak siti ( Upacara menginjak tanah pertama pada anak yang mulai berjalan ( masyarakat jawa ).
Golongan orang-orang tua di masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting misalnya Kakek,nenek,orang tua,paman kepala suku atau marga.Orang akan selalu meminta nasehat-nasehat kepada mereka,apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.Mereka dianggap sebagai pengambil keputusan terhadap masalah-masalah yang dihadapi.
Namun ada kesukaran yang dihadapi bahwa golongan orang-orang tua mereka mempunyai pandangan yang didasarkan kepada tradisi yang kuat,sehingga sukar untuk mengadakan perubahan-perubahan yang nyata.Bidan harus mampu mengenal keadaan-keadaan yang tepat untuk menghadapi sikap kolot dari masyarakat.
b).Hukum agama.
Sistem norma merupakan norma dan nilai yang diperoleh dari agama yang dianut.Apabila agama yang resmi dianut adalah agama islam,hukum yang diambil mereka berasal dari Alquran ,Hadist,Qiyas dan pendapat para ulama.Untuk menyelaraskan keadaan tersebut didalam suku minangkabau berlaku pepatah ” adat bersendikan syara’syara’bersendikan kitabullah.
c).Hukum dan peraturan pemerintah.
Sistem ini terdiri dari norma-norma yang timbul dari UUD 1945 dan hukum-hukum yang dikeluarkan oleh pemerintah.Sejumlah peraturan-peraturan ini telah disampaikan kepada penduduk desa,yang telah menerima secara keseluruhan sebagian ataupun menolak dan tidak memperdulikannya,Ada beberapa peraturan yang telah diintergrasikan kedalam adat setempat sehingga kadang-kadang sulit dibedakan mana yang peraturan pemerintah dan mana peraturan adat.
d).Pola Interaksi
Hubungan antar warga pedesaan umumnya lebih erat dan lebih mendalam daripada hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya.Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaaan sehingga karena dekat dan merasa satu keluarga masyarakat yang berasal dari wilayah yang sama dengan dirinya dianggap sebagai keluarganya sendiri.Keadaan ini dapat dilihat didaerah perkotaan,umumnya para urban,apabila datan g salah seorang tetangganya yang berasal dari desanya ia akan menggangap bahwa yang datang itu adalah keluarganya.
e).Mata Pencaharian.
Penduduk masyarakat pedesaan,umumnya hidup dari pertanian,walaupun ditemui mata pencaharian lain,seperti tukang kayu,pengrajin,pekerja pabrik,pande besi akan tetapi inti pekerjaan penduduknya adalah pertanian,pekerjaan-pekerjaaan diluar pertanian hanya merupakan pekerjaan sambilan saja.Apa bila musim panen tiba pekerjaan-pekerjaan sambilannya akan ditinggalkannya.Cara-cara bertani sangat tradisional dan tidak efisien karena belum dikelola mekanisme dalam pertanian,Biasanya mereka bertani semata-mata untuk mencukupi kebutuhan kehidupannya sendiri dan tidak untuk dijual.Mereka merasa puas bila kecukupan keluarga telah dicukupinya.
Dalam masyarakat suku bangsa yang bertani diladang sedringkali tidak bersifat tetap,tetapi berpindah-pindah untuk tetap berada didekat ladangnya.Mata pencaharian penduduk desa disesuaikan dengan lokasi tempat tinggalnya.Masyarakat yang hidupnya didaerah pantai mata pencahariannya adalah nelayan.Masyarakat yang tidak memiliki tanah,biasanya mereka menjadi pedagang.
5.5 Masyarakat Kota
Masyarakat kota ( urban Community ) tidak tertentu jumlah penduduknya.Tekanan pengertian kota terletak pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat desa.
Ciri Masyarakat Kota:
1). Pandangan pengunaan kebutuhan hidup sesuai dengan pandangan masyarakat sekitarnya.
Contoh : Bila menghidangkan makanan yang lebih diutamakan adalah bahwa hidangan tersebut mempunyai kedudukan sosial yang tinggi.
2).Kehidupan keagamaan berkurang hal ini karena cara berfikir yang rasional (realita masyarakat ).Memang di kota-kota juga beragama tetapi pusat kegiatannya hanya ditempat-tempat peribadatan.
3).Masyarakat kota pada umumyaa bersikap individualistik tanpa harus bergantung pada orang lain.Kehidupan keluarga dikota sering sukar untuk disatukan,karena perbedaan kepentingan.paham politik,agama dan sebagainya.
4) Pembagian kerja diantara warga lebih tegas dan mempunyai batas-batas nyata sehingga gejala demikian dapat menimbulkan kelompok-kelompok kecil ( small group) yang didasarkan pada pekerjaan yang sama,keahlian yang sama dan lain-lain didalam pergaulan hidup.Misalnya mahasiswi bergaul dengan mahasiswa,dosen dengan dosen.
5).Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota karena sistem pembagian kerja yang tegas diatas dan lingkupnya lebih luas.
6) Jalan pikiran orang-orang kota biasanya lebih rasional hal ini menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor-faktor kepentingan pribadi.
7) Pembagian waktu yang teliti akibat dari jalan kehidupan yang cepat guna dapat mengejar kebutuhan – kebutuhan individu.
8) Perubahan-perubahan sosial lebih cepat dikota karena lebih terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.Hal ini sering menimbulkan pertentangan antara golonngan muda dengan golongan tua.Oleh karena orang muda lebih muda menyerap pengaruh-pengaruh dari luar.
Untuk membedakan antara masyarakat pedesaan dan kota dapat kita lihat dari aspek :
a.Pola kebudayaan,norma dan nilai masyarakat kota.
1) Pola Kebudayaan
Seperti halnya dengan pola kebudayaaan masyarakat pedesaan,pola masyarakat kota ditinjau dari segi bahasa teknologi,sistem religi dan kesenian.
a.) Bahasa.
Bahasa yang sering digunakan adalah bahasa Indonesia dan Betawi.Penggunaan bahasa daerah hanya oleh masyarakat atau kelompok tertentu.Hal ini disebabkan karena dikota biasanya terdiri dari berbagai macam suku bangsa.
b) Teknologi
Teknologi yang digunakan sudah lebih maju modern,karena pengaruh dari era globalisasi,umumnya informasi tentang perkembangan teknologi mudah diperoleh melalui : media cetak,televisi radio dan lain –lain.Keadaan ini dapat terlihat dari cara berpakaian,berdandan,berbicara,pengetahuan umum.
c).Sistem religi ( keagamaan)
Kehidupan beragama pada masyarakat perkotaan mulai berkurang,karena pola pikir masyarakat sudah mengarah lebih percaya kepada hal – hal yang bersifat pasti dan nyata.,sehingga sukar untuk mempercayai hal-hal yang bersifat ghaib.Pada umumnya kegiatan keagamaan dilakukan di tempat peribadatan.
d) Kesenian
Kesenian yang dikembangkan umumnya yang bersifat modern dan merupakan kreasi dari seniman-seniman di kota.Pengembangan kreasi kesenian masyarakat kota biasanya mengikuti perkembangan teknologi.
2. Nilai dan Norma.
Nilai dan norma di masyarakat kota umumnya sudah mengalami pergeseran.peraturan-peraturan yang berdasarkan adat istiadat,sedikit sekali dipakai sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.Penggunaan hukum adat biasanya digunakan dalam upacara perkawinan,kematian,kelahiran dan sebagainya,Penggunaaan hukum agama masih digunakan oleh sekelompok orang tertentu yang menganut nilai keagamaan yang cukup tinggi.Selain itu hubungan antara orang tua dan orang muda sering timbul pertentangan dari pihak orang tua merasa bahwa semua pendapatnya harus dihargai,sedangkan dari pihak orang muda berlaku bahwa ia menpunyai kebebasan untuk menyatakan pendapatnya.Dikalangan orang muda berlaku sifat acuh btak acuh atau cuek. Peraturan pemerintah umumnya lebih sering dipakai dalam mengatur tata kehidupan masyarakat kota.
b.Pola Interaksi.
Hubungan antara warga masyarakat kota,umumnya sudah bersifat individual,mereka akan berhubungan dengan orang lain karena ada kepentingan dan urusan,persamaan persamaan pekerjaan,umur dan golongan.Sifat individual yang dimaksud bahwa ia merasa dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus tergantung kepada orang lain,dan umumnya menganggap bahwa masalah orang lain adalah urusan orang tersebut,tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya sendiri.Ada beberapa kegiatan yang sering dilakukan berkaitan dengan interaksi tersebut,Darma wanita dan sebagainya.
c) Mata pencaharian
Mata pencaharian masyarakat kota umumnya sudah lebih bervariasi.Sawah dan ladang bukan lagi merupakan satu-satunya yang diharapkan banyak lapangan pekerjaan yang bisa dilakukan untuk biaya hidup warga.Mata pencaharian tersebut adalah pedagang,pegawai pemerintah,guru,perawat kesehatan dll.
3.Masyarakat Pinggiran kota.
Masyarakat pinggiran kota terbentuk karena adanya perluasan kota.Keadaan dimasyarakat pinggiran kota umumnya merupakan perpaduan antara sifat masyarakat kota dan desa,baik dari segi pola kebudayaan,interaksi dan mata pencaharian.
Perbedaaan Masyarakat Pedesaan dan masyarakat perkotaan
No Aspek Masyarakat Pedesaan Masyarakat Perkotaan
1 Lingkungan dan orientasi terhadap alam. Kenyataan alam sangat menunjang kehidupannya. Cenderung bebas dari kenyataan alam.
2 Pekerjaaan atau mata pencarian. Yang menonjol adalah bertani(termasuk nelayan dan beternak). Beraneka ragam dan terspesialisasi.
3 Ukuran Komunitas. Lebih kecil dengan tingkat kepadatan yang rendah. Lebih besar dan kompleks dengan tingkat kepadatan yang tinggi.
4 Homogenitas-heterogenitas. Homogenitas dalam ciri-ciri sosial,bahasa,kepercayaan adat istiadat. Heterogenitas dalam ciri-ciri sosial.kebudayaan,pekerjaan,dan lain-lain.
5 Pelapisan sosial. Ukuran pada kepemilikan tanah atau bangsawan,kesenjangan sosial relatif kecil. Ukuran pada kekayaan materi(ekonomi)atau tingkat pendidikan,kesenjangan sosial relatif besar.
6 Mobilitas sosial. Relatif Kecil karena masyarakatnya homogen. Sangat besar karena masyrakatnya heterogen.
7 Interaksi Sosial. Bentuk umum adalah kerja sama,konflik sedapat mungkin dihindari,sifatnya informal. Bentuk umum adalah persaingan karena motif ekonomi sifatnya cenderung formal.
8 Pengawasan sosial. Berpatokan pada kebiasaan dan adat istiadat serta kenyakinan. Bersifat formal dan menekankan kepatuhan hukum.
9 Pola kepemimpinan Kualitas pribadi ditentukan dengan kejujuran,kebangsawanan dan pengalaman. Kualitas pribadi lebih banyak ditentukan sistem hierarki dan birokrasi.
10 Solidaritas sosial Sanggat tinggi,nampak dalam semangat gotong royong bermusyawarah dalam berbagai kegiatan. Solidaritas masih berorientasi pada kepentingfan tertentu.
11 Nilai dan sistem Nilai Cenderung memegang teguh nilai agama,etika dan moral. Cenderung berorientasi kepada nilai ekonomi dan pendidikan.

5.6.Ciri-ciri masyarakat Sehat.
1.Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
2.Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,pencegahan,penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak.
3.Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup.
4.Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial ekonomi masyarakat.
5.Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.
Indikator Ciri Masyarakat sehat
Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah :
1.Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat,meliputi :
a.Indikator Komperehensif
-Angka Kematian kasar menurun
-Rasio angka mortalitas proposional rendah.
-Umur harapan hidup meningkat.
b.Indikator spesifik.
-Angka kematian ibu dan anak menurun.
-Angka kematian karena penyakit menular menurun.
-Angka kelahiran menurun.
2.Indikator pelayanan kesehatan.
a.Rasio antara kesehatan dan jumlah penduduk seimbang.
b.Distribusi tenaga kesehatan merata.
c.Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur dirumah sakit,fasilitas kesehatan lain,dan sebaginya.
d.Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan diantaranya rumah sakit,puskesmas rumah bersalin dan sebagainya.
5.7.Masalah-masalah kesehatan dalam masyarakat Indonesia.
Jenis masalah :
1.Tingginya angka pertumbuhan pendududk ( 1,98 % ).
2.Tingginya angka kematian ibu dan anak.
a.Angka kematian ibu ( 420 per 100.000. kelahiran hidup )
b.Angka kematian balita ( 84 per 1.000 )
3.Tingginya angka kesakitan karena penyakit menular,diantaranya adalah :
a. Penyakit infeksi Usus 15,1 %.
b.Tuberkulosis 3,2 %.
c.Demam berdarah 1,3 %.
d. ISPA 3,4 %
e. Infeksi saluran nafas bawah 5,8 %.
4.Meningkatnya angka kesakitan penyakit tidak menular,diantaranya adalah :
a. Penyakit Jantung 2,3 %.
b.Neoplasma 4,0 %.
c.Penyakit karena cedera 10,8 %.
d.Penyakit gangguan mental 2,1 %.
5.Masalah kesehatan lingkungan
a.Keadaaan lingkungan fisik dan biologis yang belum memadai.
b.Baru sebagian kecil penduduk yang menikmati air bersih dan fasilitas kesehatan lingkungan.
c.Pembinaan program peningkatan lingkungan belum berjalan seperti yang diharapkan
5.8.Penyebab masalah.
1.Faktor sosial ekonomi.
a.Tingkat pendidikan masyarakat sebagian besar masih rendah.
b.Tingkat sosial ekonomi ( penghasilan ) sbagian masih rendah.
c.Kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan kesehatan
2.Gaya hidup dan perilaku masyarakat.
a.Masih banyaknya kebaiasaan masyarakat yang merugikan kesehatan.
b.Adat istiadat yang tidak menunjang peningkatan kesehatan.
3.Lingkungan masyarakat.
a.Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan.
b.Kurangnya sebagian besar rasa tanggung jawab masyarakat dalam bidang kesehatan.
4.Yang berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan.
a.Cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh.
b.Sarana dan prasarana belum dapat menunjang pelayanan kesehatan melalui puskesmas.
c.Upaya Pelayanan kesehatan sebagian masih berorientasi pada kuratif.


















BAB VI
ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
Tantangan pembangunan pada hakekatnya,adalah mencapai kesehatan bagi semua. Yakni terpenuhinya hak setiap orang untuk hidup sehat,hingga dapat meraih hidup yang produktif dan berbahagia.Untuk mencapai kondisi tersebut ,perlu diupayakan kegiatan dan strategi dalam setiap aspek kehidupan.Bukan saja aspek kesehatan tetapi diperlukan strategi pemerataan kesehatan dengan mendayagunakan segenap potensi yang ada,baik dijajaran kesahatan,non kesehatan maupun masyarakat sendiri,guna mengendalikan faktor lingkungan perilaku,pelayanan kesehatan dan faktor keturunan yang mempengaruhi derajad kesehatan.
Mengingat kesehatan mencakup seluruh aspek kehidupan,konsep kesehatan sekarang ini,tidak saja berorientasi pada aspek klinis dan obat-obatan,tetapi lebih berorientasi pada ilmu-ilmu yang lain yang ada kaitannya dengan kesehatan dan kemasyarakatan yaitu seperti ilmu sosiologi,antropologi,psikologi,perilaku dan lain-lain.
6.1. Pengaruh sosial budaya terhadap kesehatan masyarakat.
Keadaan sosial budaya masyarakat tidak saja seluruhnya bersifat negatif,namun ada juga yang positif yang dapat dimanfaatkan dalam pembangunan kesehatan,yaitu semangat gotong royong dan kekeluargaan serta sikap musyawarah dalam mengambil keputusan.Masalah –masalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan aspek sosial budaya dapat dibedakan menjadi :
a.Kesehatan Ibu dan anak,
Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator kesehatan ibu yang meliputi ibu dalam masa kehamilan,persalinan dan nifas. Kebiasaan-kebiasaan adat-istiadat dan perilaku masyarakat seringkali merupakan penghalang atau penghambat terciptanya pola hidup sehat dimasyarakat,Perilaku kebiasaan dan adat-istiadat yang merugikan seperti misalnya. :
- Ibu hamil dilarang tidur siang karena takut bayinya besar dan akan sulit melahirkan.
- Ibu menyusui dilarang makan makanan yang amis misalnya; ikan,telur.
- Ibu habis melahirkan dilarang tidur siang.
- Bayi berusia 1 minggu,sudah boleh diberikan nasi,pisang supaya mekoniumnya cepat keluar.
- Ibu post partum harus tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk karena takut darah kotor naik kemata.
- Ibu yang kesulitan dalam melahirkan,rambutnya harus diuraikan dan persalinan yang dilakukan dilantai diharapkan ibu dapat dengan mudah melahirkan.
- Bayi baru lahir yang sedang tidur harus ditemani dengan benda-benda tajam.
Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap petugas kesehatan,dibeberapa wilayah masih rendah masih percaya kepada dukun karena kharismatik dukun tersebut yang sedemikian tinggi,sehingga ia lebih senang berobat dan meminta tolong kepada ibu dukun.Petugas kesehatan dianggap sebagai orang baru yang tidak mengenal masyarakat diwilayahnya dan tidak mempunyai kharismatik.Selain faktor tersebut diatas rendahnya kunjungan masyarakat kepelayanan kesehatan dikarenakan jauhnya lokasi pelayanan kesehatan dengan rumah penduduk sehingga walaupun masyarakat sudah mempunyai kemauan memeriksakan dirinya kepelayanan kesehatan,namun karena jauh ia perlu segera mendapat pertolongan,akhirnya ia berobat kedukun yang dekat lokasinya.
b.Keluarga berencana.
Pada umumnya masalah-masalah yang berkaitan dengan fertilitas dan laju pertumbuhan penduduk disebabkan oleh pola pikir masyarakat yang bersifat kaku.Mereka masih mempunyai pendapat bahwa anak adalah tumpuan dihari tuanya.Selain itu faktor agama juga sangat menentukan keberhasilan pengendalian penduduk,Pada beberapa daerah yang masyarakatnya mengunakan agama sebagai pandangan hidup,misalnya Islam,nasrani, mereka akan menetang program pengendalian anak,keadaan ini merupakan tantangan bagi pelaksana program keluarga berencana.
c.Gizi.
Berbicara mengenai gizi maka yang terpikir oleh kita adalah semua makanan yang kita makan,ditinjau dari aspek sosial budaya,Koentjara Ningrat menyebutkan bahwa makanan yang kita makan dapat dibedakan menjadi dua konsep yaitu nutrimen dan makanan.Nutrimen adalah suatu konsep biokimia yang berarti zat-zat dalam makanan yang menyebabkan bahwa individu yang memakannya dapat hidup dan berada dalam kondisi yang baik.
Makanan dikatakan sebagai suatu konsep kebudayaan yaitu merupakan bahan-bahan yang telah diterima dan diolah secara budaya untuk dimakan,sesudah melalui proses penyiapan dan penyuguhan yang secara budaya dapat hidup dan berada dalam kondisi kesehatan yang baik.
Kesukaan makan seseorang sangat dipengaruhi kebiasaan makannya sejak anak-anak terhadap makanan tertentu.makanan sebagai salah satu aspek kebudayaan sering ditemukan oleh keadaan lingkungan misalnya wilayah yang sebagian besar memiliki pohon kelapa maka jenis makanan yang dimakan banyak mengunakan santan kelapa sedangkan wilayah yang sebagian besar terdiri dari dari daerah perkebunan,jenis dan komposisi makanan banyak terbuat dari sayur sayuran atau dikenal dengan lalapan.
Masalah kekurangan gizi,bukan saja disebabkan oleh faktor sosial ekonomi masyarakat,namun berkaitan dengan faktor sosial budaya masyarakat setempat.Seperti misalnya persepsi masyarakat terhadap pemenuhan masih belum sesuai.Menurut mereka yang disebut makan adalah makan sampai kenyang,tanpa memperhatikan jenis,komposisi dan mutu makanan,Pendistribusian makanan dalam keluarga yang tidak berdasarkan kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga,namun berdasarkan kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga,namun berdasarkan pantangan-pantangan yang harus diikuti oleh kelompok khusus,misalnya ibu hamil,bayi,balita dan sebagainya.Dalam kaitannya dengan kesehatan ibu dan anak dan kesehatan masyarakat,masalah gizi mempunyai pengaruh terhadap timbulnya penyakit-penyakit misalnya , anemia,pre eklamsia,diabetes melitus,perdarahan,Infeksi dan sebagainya.
6.2. Peran bidan dalam meningkatan status kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak dalam kaitannya dengan aspek sosial budaya.
Bidan sebagai salah satu anggota tim kesehatan terdekat dengan masyarakat,mempunyai peran yang sangat menentukan dalam menin gkatkan status kesehatan masyarakat,khususnya kesehatan ibu dan anak diwilayah kerjanya.
Menurut Departemen Kesehatan RI fungsi bidan diwilayah kerjanya adalah :
a.Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dirumah-rumah,mengenai persalinan,pelayanan keluarga berencana dan pengayoman medis kontrasepsi.
b.Menggerakkan den membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan,dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan permasalahan kesehatan setempat.
c.Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader serta dukun bayi.
d.Membina kelompok daswisma dibidang kesehatan.
e.Membina kerjasama lintas program,lintas sektoral dan lembaga swadaya masyarakat.
f.Melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kefasilitas kesehatan lainnya.
g.Mendektesi adanya efek samping dan komplikasi pemakaian kontrasepsi serta adanya penyakit-penyakit lain dan berusaha mengatasi sesuai dengan Kemampuannya.
Agar seluruh tugas dan fungsi bidan dapat dilaksanakan secara efektif,bidan harus mengupayakan hubungan yang efektif,bidan harus mengupayakan hubungan yang efektif dengan masyarakat,salah satu kunci keberhasilan hubungsn yang efektif adalah komunikasi.Kegiatan bidan yang pertama kali harus dilakukan bila datang kesuatu wilayah adalah mempelajari bahasa yang digunakan oleh masyarakat setempat.
Salah satu Upaya yang dapat dilakukan oleh bidan supaya dirinya dikenal oleh masyarakat ialah ia harus mampu mempromosikan dirinya dengan menampilkan kepribadian sesuai norma dan nilai yang berlaku dimasyarakat,memahami bahwa masyarakat merupakan bagian dari dirinya,sehingga bidan memiliki kharismatik bagi masyarakat diwilayah kerja.Apabila masyarakat sudah mengangap bahwa bidan adalah orang yang patut dicontoh ( role model ) maka ia akan melaksanakan hal-hal yang diajarkan dan dianjurkan oleh bidan.
Untuk dapat menampilkan kepribadian yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku,bidan terlebih dahulu harus mempelajari sosial budaya masyarakat ,yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk,struktur pemerintahan,adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari,pantangan norma dan nilai,agama,bahasa,kesenian dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
6.2.Aspek Sosial Budaya yang berhubungan dengan prilaku kesehatan.
Manusia adalah makhluk sosial,yaitu makhluk yang saling bergantung kehidupannya satu sama lain,karena manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan pertolongan orang lain,Dengan kata lain manusia harus hidup bermasyarakat.Disamping itu manusia adalah makhluk berbudaya yang dikaruniai akal oleh Tuhan yang berbeda dengan binatang.Oleh karena itu ,manusia selalu menggunakan akalnya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya,termasuk masalah kesehatan.
Sebagaimana kita ketahui,masyarakat Indonesia terdiri daribanyak suku bangsa yang mempunyai latar belakang budaya yang beraneka ragam.Lingkungan budaya tersebut sangat mempengaruhi tingkah laku manusia yang memiliki budaya tersebut sehingga dengan keaneka ragaman budaya,menimbulkan variasi dalam perilaku manusia dalam segala hal,termasuk dalam perilaku kesehatan.
Dengan masalah tersebut makan Bidan sebagai tanaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan keapada masyarakat dengan latar belakang budaya yang beraneka ragam,perlu sekali mengetahui budaya dan masyarakat yang dilayaninya,agar pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat akan memberikan hasil yang optimal,yaitu meningkatkan kesehatan ,menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Timbul pertanyaan mengenai apa manfaatnya petugas kesehatan ( bidan ) mempelajari unsur kebudayaan dalam upaya memperbaiki satus kesehatan, menurunkan angka kemaian ibu dan bayi,?Didalam semua religi atau agama,ada kepercayaan tertentu yang berkaitan dengan kesehatan,gizi, dan lain lain, misalnya orang yang taat beragama islam,tidak akan mau makan daging babi,meskipun keadaan gizinya sangat buruk sehingga petugas kesehatan tidak dapat menganjurkan masyarakat yang beragama islam untuk makan daging babi dalam upaya memperbaiki status gizinya,tetapi masih banyak makanan lain yang bergizi yang bisa dianjurkan untuk memperbaiki gizi mereka yang tidak bertentangan dengan agama mereka.
Dengan mempelajari organisasi masyarakat Bidan akan mengetahui organisasi apa saja yang ada dimasyarakat,Kelompok mana yang berkuasa,kelompok mana yang menjadi panutan dan kelompok mana yang menjadi panutan,dan tokoh mana yang disegani .Dengan pengetahuan tersebut,maka bidan akan dapat menentukan strategi pendekatan yang lebih tepat dalam upaya mengubah perilaku kesehatan masyarakat menuju perilaku sehat dan perbaikan status kesehatan masyarakat.
Bidan sebagai petugas kesehatan juga harus mengetahui pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.Dengan menguasai pengetahuan tersebut akan membantu mereka dalam menentukan penegtahuan mana yang perlu ditingkatkan,diubah dan pengetahuan mana yang perlu dilestarikan.Sebagai contoh ada sebagian masyarakat yang mengatakan penyakit diare pada bayi adalah karena bayi sedang mengalamim proses peningkatan kepandaiannya,misalnya bayi yang semula hanya bisa merangkak kemudian meningkat berdiri,maka dalam proses perubahan tersebut dianggap wajar sehingga tidak perlu diobati.Selain itu bayi yang baru tumbuh gigi juga bisa mengakibatkan diare.
Bidan perlu juga mempelajari bahasa lokal dan istilah lokan tentang penyakit,tidak hanya sekadar memudahkan berkomunikasi dengan masyarakat,tetapi juga dengan pengunaan bahasa yang sama akan menambah rasa kesedekatan,rasa kepemelikkan bersama dan rasa persaudaraan.
Kesenian masyarakat juga perlu dipelajari karena bidan sebagai tenaga kesehatan dapat memanfaatkan kesenian yang ada dimasyarakat untuk menyapailkan pesan kesehatan.Sistem mata pencaharian perlu juga dipelajari karena ada kaitannnya dengan pola penyakit yang diderita pleh masyarakat tersebut. Teknologi dan peralatan yang dimiliki masyarakat dapat kita gunakan dalam upaya kita mengubah perilaku kesehatan masyarakat,karena masyarakat akan lebih mudah menerima pesan yang disampaikan petugas jika petugas mengunakan teknologi dan peraltan yang dikenal oleh masyarakat.
6.3.Pendekatan Sosial Budaya dalam praktek kebidanan melalui pesantren

I. Sosial Budaya dalam Pesantren 
Sosial Budaya mencakup pola kehidupan masyarakat sesuai dengan hasilpemikiran atau adat istiadat masyarakat tertentu. Nah ketika masalah sosialbudaya ditelaah dalam kehidupan pesantren maka yang terlihat tentulah berbeda dengan pola kehidupan masayarakat luar. Karena pondok pesantren (biasanya juga disebut pondok saja) merupakan sekolah Islam berasrama (Islamic boarding school). Parasantri (pelajar pesantren) belajar padasekolah ini sekaligus tinggal pada asrama yang disediakan pesantren. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang kiai/kyai. Untuk mengaturkehidupan pondok pesantren, kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik kelasnya, mereka biasanya disebut Lurah Pondok. Pesantren adalah sekolahpendidikan umum yang persentase ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikanagama Islam daripada ilmu umum. Bahkan ada pula pesantren yang hanyamengajarkan ilmu agama Islam saja, umumnya disebut Pesantren Salaf.
Jadi kehidupan dalam pesantren memiliki sistem tersendiri yang berbeda dengan kehidupan luar namun tidak bertentangan dengan system kehidupan yang dianut bangsa kita. dunia pesantren merupakan representrasi miniatur kehidupan riil dimasyarakat. Tapi, pesantren bukan benar-benar gambaran nyata masyarakat secara umum, sebab unsur-unsur sosialnya kurang beragam dibanding unsur-unsur sosial masyarakat yang lebih besar. Di pesantren, unsur-unsur sosial pokoknya taklebih dari kiai sebagai figur sentral, guru-guru atau asatizah sebagai pembantu kiai, dan para santri. Kalau pun ada anasir sosial lain di luar anasir pokok, seperti tukang masak, tukang kebun, dan para pekerja lainnya, perannya tak lebih sebagai pelengkap miniatur masyarakat pokok saja. Artinya, pesantren dapat disebut miniatur masyarakat yang memang kurang lengkap. Sebagian menyebut istilah sub-kultur dari kultur masyarakat yang lebih besar untuk pesantren.
Fasilitas-fasilitas kehidupan masyarakat pesantren juga terbatas. Yang paling pokok tentulah masjid, bangungan sekolah atau madrasah, pemondokan atau asrama, dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya. Di pesantren tentu tidak dijumpai sarana-sarana hiburan, seperti taman, mal, cafe, bioskop, dan fasilitas-fasilitas penunjang kenikmatan hidup lainnya. Tapi justru karena ketidaklengkapan unsur-unsur sosial dan fasilitas penunjang kenikmatan hidup itulah pesantren dapat membangun dunia idealnya sendiri. Di pesantren dengan sistem asrama yang kurang menyatu dengan masyarakat, nuansa dunia ideal atau baldatunthayyibatun wa rabbun ghafur itu terasa sangat kuat. 

II. Kebidanan
Kebidanan sendiri merupakan bagian integral dari sistim kesehatan dan berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pendidikan, praktek dan kode etik bidan dimana dalam memberikan pelayanannya mengyakini bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologi normal dan bukan merupakan penyakit, walaupun pada beberapa kasus mungkin berkomplikasi sejak awal karena kondisi tertentu atau komplikasi bisa timbul kemudian. Fungsi kebidanan adalah untuk memastikan kesejahteraan ibu dan janin/ bayinya, bermitra dengan perempuan, menghormati martabat dan memberdayakan segala potensi yang ada padanya, termasuk proses penjaminan kesehatan ibu dan bayinya serta untuk menghindari kasus gizi buruk bagi bayi.
Kemudian praktek kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri baik pada perempuan yang menyangkut proses reproduksi, kesejahteraan ibu dan janin / bayinya, masa antara dalam lingkup praktek kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam hal proses reproduksi untuk keluarga dan komunitasnya. 
Praktek kebidanan berdasarkan prinsip kemitraan dengan perempuan, bersifat holistik dan menyatukannya dengan pemahaman akan pengaruh sosial, emosional, budaya, spiritual, psikologi dan fisik dari pengalaman reproduksinya. 
Praktek kebidanan bertujuan menurunkan / menekan mortalitasdan morbilitas ibu dan bayi yang berdasarkan ilmu-ilmu kebidanan, kesehatan,medis dan sosial untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan ibudan janin / bayinya
.Pendekatan Sosial Budaya dalam praktek kebidanan melalui pesantren
Berdasarkan Propenas 2000-2004, dalam rangka mendukung pelaksanaanprioritas pembangunan nasional yang keempat, yaitu: membangun kesejahteraanrakyat, meningkatkan kualitas kehidupan beragama, dan ketahanan budaya,dilaksanakan pembangunan bidang agama, bidang pendidikan, serta bidang sosialbudaya. 
Tujuan pembangunan nasional bidang sosial budaya adalah terwujudnya kesejahteraan rakyat yang ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yanglayak dan bermartabat serta memberi perhatian utama pada tercukupinya kebutuhandasar rakyat. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, selama ini telah dilaksanakan berbagai kebijakan dan program pembangunan sosial budaya, yang meliputi: bidang kesehatan; pendidikan; kesejahteraan sosial, termasuk kependudukan dan keluarga berencana; kebudayaan; dan peranan perempuan; serta pemuda dan olah raga. 
Namun demikian masih banyak permasalahan yang menjadi perhatian utama pembangunan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial budaya antara lain adalah:
I . Masih rendahnya kondisi atau derajat kesehatan danstatus gizi masyarakat yang masih memprihatinkan;
II. Masih tingginya tingkat kemiskinan, pengangguran dantingkat pendidikan masyarakat; 
III.. Banyaknya permasalahan keterlantaran, kecacatan,ketunaan sosial, serta koban bencana alam;
IV Masih rentannya/lemahnya ketahanan budaya;
V. Masih terdapat permasalahan keadilan yang menekankan aspek regional (antarwilayah, antardesa-kota, antarpusat-daerah); permasalahan ras (suku-agama, dan antar-golongan) serta ketidak adilan antar golongan ekonomi kuat dan lemah; serta permasalahan keadilan pada aspek gender. 
Pada poin pertama di atas merupakan pokok permasalahan yang akan kita kaji, dan ini akan dikaji dalam praktek kebidanan melalui pesantren sebagai salah satu alternativ pemecahan masalah dalam bidang kesehatan. Saat ini pesantren diharapkan dapat berperan aktif dalam upaya memberdayakan masyarakat menuju perilaku hidup bersih dan sehat, karena Pondok pesantren dianggap mampu menjadi penggerak masyarakat baik di bidang agama,sosial, maupun ekonomi.
Hal di atas ditekankan oleh Menteri Kesehatan Sit Fadilah Supari dalam peresmian program pemberdayaan kesehatan pesantren sekaligus penyerahan bantuan berupa 200 unit Pos Kesehatan Pesantren(poskestren) ke ponpes di Jawa Timur. Dalam kesempatan tersebut lebiha lanjut beliau menekankan tiga hal, yaitu Kegiatan promotif peningkatan kesehatan,preventif , serta kesiagaan menghadapi bencana. Untuk kegiatan promotif,nantinya bakal diarahkan dalam hal penyuluhan dan pelatihan bermaterikan kesehatan masyarakat, gizi, perilaku hidup sehat, penyehatan lingkungan serta pencegahan penyakit menular. ''Sedangkan preventifnya, berupa pemeriksaan kesehatan bagi warga ponpes dan dukungan terhadap imunisasi.'' Pada perkembangannya nanti, tambahnya, poliklinik pesantren tersebut akan terus bermitra dengan puskesmas setempat. Keduanya bahkan bisa saling mendukung satu sama lain. 

Lewat poskestren, maka puskesmas dapat memfasilitasi warganya dalam memecahkan permasalahan kesehatan sesuai kondisi setempat.''Puskesmas pun bisa meningkatkan efisiensi waktu, tenaga, dan dana. Selamaini, keterbatasan dana puskesmas kadang menganggu luasnya cakupan pelayanan,''ungkap Menkes. 
Demikian pula sebaliknya. puskesmas turut membantu membina kader pesantren mengelola poskestren. Selain itu, juga membantu menyelenggarakan pelayanan kesehatan, penyuluhan, menganalisis kegiatanposkestren, menerima rujukan dan pengadaan alat kesehatan yang dibutuhkan. 

Menurut Menkes, program ini bakal dijadikan sebagai program nasional, dan dimulai di Jatim. Karena belum pernah dilaksanakan sebelumnya,maka program yang dinamakan asy-Syifa tersebut terus dievaluas iperkembangannya.
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jatim, Bambang Giatno,menyatakan bahwa penyediaan tenaga dokter dan paramedis poskestren, saat inimasih di back-up dari puskesmas wilayah kerja setempat. Untuk penambahan jumlah, pihaknya akan melihat kebutuhan ke depan dengan mengangkat tenaga petugas tidak tetap (PTT).

''Tapi, pada dasarnya, kita mengembangkan ini guna pemberdayaan. Maka dari itu, kegiatan poskestren setidaknya dilaksanakan olehtiga persen dari jumlah santri di ponpes bersangkutan,''jelasnya.

Terkait dana operasional, untuk stimulan tahap awal,poskestren masih menerima dukungan dari Depkes. Selanjutnya, diharapkanposkestran dapat dibiayai dari iuran pengunjung, sumbangan, dan dana sosial keagamaan. Depkes sendiri telah menganggarkan sekitar Rp 25 miliar untuk program ini. 

Ketua Ikatan Asosiasi Pondok Pesantren, KH Mas Mansyur,mengatakan bahwa selama ini di tiap ponpes sebenarnya telah memiliki poliklinikdan balai kesehatan. Meski demikian, fasilitas itu masih harus terus dikembangkan antara lain dengan bantuan dan dukungan instansi terkait agar pelayanan dan promosi kesehatan ke masyarakat dapat lebih optimal. 
''Kesehatan telah menjadi fokus perhatian kita di kalangan ponpes karena hal itu memang merupakan tuntunan agama. Tapi, hendaknya kita jangan hanya bicara simbolis melainkan harus melakukan upaya nyata,''tandasnya.
Melihat kenyataaan atau fakta di atas maka dapatdikatakan bahwa praktek kebidanan melalui lingkungan sosial budaya pesantrensangatlah ideal dan dapat direalisasikan diseluruh wilayah Indonesia yangmemiliki pesantren. Dan garis kordinasi atau kerjasama dengan pihak puskesmasataupun rumah sakit sudah dipaparkan oleh menteri kesehatan.
Ketika pesantren mengaktifkan praktek kebidanan maka ini berarti pesantren tidak hanya menjadi wadah yang menyampaikan pesan agama tetapi juga pesantren telah menyampaikan pesan kesehatan dan ini sesuai dengan nilai-nilai agama islam yang kita anut, dimana agama menekankan kepada kita untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, karena merupakan bahagian dari iman.
Jadi dengan adanya peraktek kebidanan dalam pesantern maka diharapkan hal ini dapat meningkatkan kondisi atau derajatkesehatan dan status gizi masyarakat yang masih memprihatinkan demi pencapaian kesejahteraan social 
Kebersihan sebagian dari iman. Slogan yang begitu terkenal itu menjadi pemicu bagi umatuntuk senantiasa menjaga kebersihan, rohani maupun jasmani. Barang siapa yang dalam keseharian mampu menjalankan pola hidup sehat baik di lingkungan maupun pribadi, maka hal itu akan berdampak pada peningkatan kualitas imannya.
Dan itumenjadi sebuah langkah efektif ketika diterapkan dalam pondok pesantren sebagaisalah “miniatur masyarakat”, meskipun kehidupan sosial budaya dalam pesantrenberbeda dengan kebanyakan kehidupan sosial budaya masyarakat yang ada diluar pesantren.



6.4..Aspek Sosial Budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status kesehatan.
a.Aspek sosial yang mempengaruhi status Kesehatan dan perilaku kesehatan.
Ada beberapa aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan antara lain :
1) Umur.
2) Jenis Kelamin.
3) Pekerjaan.
4) Sosial ekonomi.
Jika dilihat dari golongan umur,misalnya :

  • dikalangan balita banyak yang menderita penyakit Infeksi,
  • golongan usia lan jut lebih banyak menderita penyakit kronis seperti hipertensi,penyakit jantung dan lain-lain.
Demikian perbedaan penyakit berdasarkan jenis kelamin ,misalnya :
·         dikalangan wanita lebih banyak menderita penyakit kanker payudara,
·         laki-laki kanker prostat.,
disamping ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit,misalnya :
  • petani mempunyai pola penyakit yang berbeda dengan pekerja industri.

Menurut H.Ray Elling (1970) ada beberapa faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku kesehatan antara lain :
1.Pengaruh Self Concept
Self concept ditentukan oleh tingkat kepuasan tau ketidak puasan yang kita rasakan terhadap diri kita sendiri.Terutama bagaimana kita memperlihatkan diri kita kepada orang lain.Apabila ada orang lain meliha kita positif dan menerima apa yang kita lakukan,kita akam meneruskan perilaku kita.Tetapi apabila orang lain berpandangan negatif terhadap perilaku kita dalam jangka waktu yang lama,kita akan merasa suatu keharusan untuk melakukan perubahan perilaku.Oleh karena itu secara tidak langsung Self concept kita cenderung menentukan apakah kita menerima keadaandiri kita seperti adanya atau berusaha untuk mengubahnya.Self Concept adalah faktor yang penting
Dalam kesehatan,karena mempengaruhi perilaku petugas kesehatan.




b.Pengaruh Image Kelompok terhadap perilaku kesehatan.
Image seorang Individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok,sebagai contoh anak seorang dokter akan terpapar oleh organisasi kedokteran dan orang-orang dengan pendidikan tinggi,sedangkan anak buruh atau petani tidak terpapar dengan lingkungan medis,dan besar kemungkinan juga tidak bercita-cita untuk menjadi dokter..Dengan demikian kedua anak tersebut mempunyai perbedaan konsep tentang peranan dokter atau dengan kata lain perilaku dari masing-masing anak cenderung merefleksikan kelompoknya.Contoh lain keluarga dipedesaan yang mempunyai kebiasaan untuk menggunakan pelanan dukun akan berpengaruh terhadap perilaku anaknya dalam mencari pertolongan pengobatan pada saat mereka sudah berkeluarga.
c.Pengaruh Identifikasi Individu kepada kelompok Sosialnya terhadap perilaku Kesehatan.
Indentifikasi individu kepada kelompok kecilnya sangat penting untuk memberikan keamanan psikologis dan kepuasaan dalam pekerjaan mereka.Identifikasi tersebut dinyatakan dalam keluarga besar,dikalangan kelompok teman,kelompok kerja desa yang terpencil dan lain-lain.
2.Aspek Budaya Yang mempengaruhi Status Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Menurut G.M.Foster ( 1973 ) aspek budaya dapat mempengaruhi kesehatan seseorang antara lain adalah :
1.Tradisi
2.Sikap Fatalism.
3.Nilai.
4.Ethnocentrism.
5.Unsur budaya dipelajari pada tingkat awal dalam proses sosialisasi.
a.Pengaruh Tradisi terhadap Perilaku kesehatan dan status Keshatan.
Ada beberapa tradisi didalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat..Misalnya di New Guinea ,pernah terjadi wabah penyakit ”KURU ” penyakit ini menyerang susunan saraf otak dan penyebabnya adalah virus.Penderitanya hanya sebatas pada wanita dan anak-anak kecil,setelah dilakukan penelitian,ternyata penyakit ini menyebar luas karena adannya tradisi kanibalisme,yaitu kebiasaan memenggal kepala orang dan tubuh serta kepala manusia yang dipenggal tersebut hanya dibagikan kepada wanita dan anak-anaknya sehingga kasus epidemi penyakit kuru ini hanya terbatas dikalangan wanita dan anak-anak.
b.Pengaruh Sikap Fatalistis terhadap prilaku dan status Kesehatan.
Hal lain adalah sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan.Beberapa anggota masyarakat dikalangan kelompok yang beragama Islam percaya bahwa anak adalah Titipan Tuhan,Dan sakit atau mati adalah takdir.,sehingga masyarakat kurang berusaha untuk segera mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit,atau menyelamatkan seseorang dari kematian.
c.Pengaruh sikap Ethnocentris terhadap perilaku kesehatan.
Sikap ethnocentris adalah sikap yang memandang kebudayaanya sendiri yang paling baik,jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain.Misalnya,orang-orang barat merasa bangga terhadap kemajuan ilmu dan teknologi yang dimilikinya dan selalu beranggapan bahwa kebudayaanya yang paling maju sehingga merasa superior terhadap budaya dari masyarakat yang sedang berkembang,Tetapi disisi lain,semua anggota dari budaya lainnya menggangap bahwa apa yang dilakukan secara alamiah adalah yang terbaik.Contohnya,orang Eskimo beranggapan bahwa orang Eropa datang kenegerinya untuk mempelajari sesuatu yang baik dari bangsa Eskimo..Menurut pandangan kaum relativist tidak benar menilai budaya lain dari kacamata budaya sendiri,karena kedua budaya tersebut berbeda.Sebagai Bidan kita harus menghindari sikap yang menganggap bahwa bidan adalah orang yang paling pandai mengetahui masalah kesehatan karena pendidikan bidan lebih tinggi dari masyarakat setempat sehingga tidak perlu megikut sertakan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat.
d.Pengaruh Perasaan bangga pada statusnya,terhadap perilaku kesehatan.
Suatu perasaan bangga terhadap budayanya berlaku pada semua orang.Hal itu berkaitan dengan sikap ethnocentrism.Sebagai contoh Merle S,Farland menyampaikan pengalaman kerjanya di Taiwan dalam program kesehatan ibu dan anak.Di Taiwan, Extended Family atau keluarga luas masih berpengaruh kuat terhadap perilaku anggota keluarganya, ia menemukan ksus seorang ibu muda dicegah oleh wanita dari generasi yang lebih tua untuk memeriksakan kehamilannya kepada bidan meskipun ib u muda tersebut sudah termotivasi untuk mengunakan pelayanan bidan ( Foster 1973 )
e.Pengaruh Norma terhadap perilaku kesehatan.
Seperti halnya dengan rasa bangga terhadap statusnya, norma yang berlaku dimasyarakat sangat mempengaruhi perilaku kesehatan dari anggota masyarakat yang mendukung norma tersebut Sebagai contoh,upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami hambatan karena adanya norma yang melarang hubungan antara dokter sebagai pemberi pelayanan dengan ibu hamil sebagai pengguna layanan.
f. Pengaruh nilai terhadap perilaku Kesehatan.
Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.Nilai-nilai tersebut ada yang menunjang dan ada yang merugikan kesehatan.Beberapa nilai yang merugikan kesehatan misalnya ada penilaian yang tinggi terhadap beras putih meskipun masyarakat mengetahui bahwa beras merah lebih banyak mengandung vitamin B 1 jika dibandingkan dengan beras putih.Masyarakat lebih memberikan nilai yang tinggi bagi beras putih,karena mereka menilai beras putih lebih enak dan bersih.
g.Pengaruh Unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisai terhadap perilaku kesehatan.
Pada tingkat awal proses sosialisasi,seorang anak diajarkan antara lain bagaimana cara makan,bahan makanan apa yang dimakan,cara buang air besar,dan lain-lain.Kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak tersebut sangat mempengaruhi perilaku kesehatan dan sulit untuk diubah.Misalnya saja manusia yang biasa makan nasi sejak kecil,akan sulit diubah kebiasaan makannya setelah dewasa.Oleh karena itu,supaya untuk menganjurkan kepada masyarakat untuk makanan makanan yang beraneka ragam harus dimulai sejak kecil.


h.Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan.
Tidak ada perubahan yang terjadi dalam isoslasi,atau dengan perkataan lain,suatu perubahan akan menghasilkan perubahan yang kedua dan perubahan yang ketiga.Apabila seorang pendidik kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan masyarakat,maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan perubahan,menganalisis faktor-faktor yang terlibat/ berpengaruh pada perubahan,dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebut,Apabila ia tahu budaya masyarakat setempat dan apa bila ia tahu tentang proses perubahan kebudayaan,maka ia harus dapat mengantisipasi reaksi yang akan muncul yang mempengaruhi out come dari perubahan yang telah direncanakan.
i. Perubahan sosial budaya.
Seorang Bidan ( petugas kesehatan ) bertugas mengubah perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan kesehatan,kearah perilaku yang sehat,seperti telah disampaikan diatas,bahwa perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh sosio-budaya dimana berasal sehingga dalam upaya mengubah perilakunya secara tidak langsung juga mengubah sosial budayanya.

6.5 ASPEK ASPEK SOSIAL BUDAYA KESEHATAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
. Aspek sosial budaya yang berhubungan dengan kesehatan anak.
Sosial budaya, ekonomi,biologi dan ekologi mempengaruhi mortalitas anak.Secara tradisional penelitian ilmu sosial mengenai mortalitas anak difokuskan pada hubungan antara tingkat & pola mortalitas penduduk dgn indikator sosbud dan sosek.Dalam mengatasinya,peran sosial budaya kesehatan sangat penting.Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan anak &tahan hidup anak yaitu :
1.Faktor ibu( ,umur,paritas,jarak kelahiran)
2.Faktor pencemaran lingkungan (udara,makanan,air,dll)
3.Faktor kekurangan gizi (kalori,Protein,gizi mikro)
4.Faktor luka ( kecelakaan,luka yang disengaja )
5.Faktor pengendalian penyakit perorangan ( usaha preventif perorangan,perawatan dokter)
6.6 .Aspek sosial budaya yang berhubungan dengan kesehatan ibu.
Sosial budaya yang berhubungan dengan kesehatan ibu diantara nya :
- Kepercayaan.
-Anggapan.
-Larangan.
Yang membolehkan /melarang dalam melakukan hal-hal untuk menjaga & meningkatkan kesehatan yang sudah membudaya. Contoh =
- Banyak minum air kelapa muda u/ Bumil u/ kebersihan janin dlm kandungan.
-Ibu tidak boleh memotong rambut saat hamil
Kepercayaan ini dipengaruhi oleh persepsi individual diantaranya =
- Demografi.
- Struktur masyarakat.
- Komunikasi.
-.Psikologi.
Tentang persepsi ancaman terhadap kesehatannya dengan memperhitungkan maanfaat dan biaya dari pengambilan suatu tindakan menentukan diambilnya tindakan tepat mengenai perilaku sehat & sakit bagi ibu sebagai perilaku kesehatan pribadi.
Beberapa hal yang mempengaruhi timbulnya perilaku sehat dan sakit pada individu adalah =
1.Adanya variasi dlm persepsi tentang sehat & sakit menurut kebudayaan,suku bangsa , jenis kelamin/golongan sosial dan Kelompok sosial.
2. Adanya variasi dalam pengambilan tindakan terhadap kesehatan sehat – sakit menurut sosial ekonomi. Akses terhadap pelayanan kesehatan.
3.Adanya hubungan positif antara pandangan,sikap serta prilaku tenaga medis.
4. Dampak Kondisi sakit pada seseorang.

.6.7. Aspek sosial budaya yang berhubungan terhadap pembangunan kesehatan.
Pembangunan kesehatan di Indonesia terhambat oleh berbagai faktor yaitu :
-.Jumlah penduduk yg besar serta distribusi yang tidak merata.
- Tingkat pendidikan yang belum memadai.
- Adat istiadat sikap , tingkah laku & Kebiasaaan masyarakat u/ hidup sehat masih belum mampu memperoleh upaya pelayanan kesehatan.
- .Terbatasnya pembiayaaan untuk pembangunan kesehatan dari pemerintah (JPS/ASKIN)/ Masyarakat (JPKM) & pelaksanaannya belum lancar.
Pembangunan dapat bermanfaat tapi bisa pula berdampak kurang bermanfaat.Arus perubahan yg cepat sering kali tdk diikuti dgn perubahan sikap & pola tingkah laku yg sesuai dgn masyarakat,karena perubahan orientasi nilai budaya mereka terhambat sehingga menimbulkan konflik dlm sistem nilai budaya yg dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan antara lain =
- Kesehatan jiwa dan penyalah gunaan obat dan lain-lain.
Untuk mengatasinya maka kebutuhan ilmu kesehatan akan bantuan ilmu sosial mempunyai peranan penting.Pembawa keturunan.
Lingkungan =- fisik,ekonomi,sosial budaya.
Pelayanan kesehatan = P2KR.
Keadaan/status kesehatan.
6.8. Pembangunan nasional dibidang kesehatan.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masayarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai masalah san hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan engara-negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan.

Reformasi dibidang kesehatan perlu dilakukan mengingat lima fenomena yang berpengauh terhadapa pembangunan kesehatan. Pertama, perubahan pada dinamika kependudukan. Kedua, Temuan-temuan ilmu dan teknologi kedokteran. Ketiga, Tantangan global sebagai akibatdari kebijakan perdagangan bebas, revolusi informasi, telekomunikasi dan transportasi. Keempat, Perubahan lingkungan.Kelima, Demokratisasi.

Perubahan pemahaman konsep akan sehat dan sakit serta semakin maju IPTEK dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit telah menggugurkan paradigma pembangunan kesehatan yang lama yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif an preventif.
Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memlihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Dasar-Dasar Pembangunan Kesehatan
Untuk mencapai taraf kesehatan bagi semua, maka paling sedikit yang harus tercakup dalam pelayanan kesehatan dasar adalah :

1. Pendidikan tentang masalah kesehatan umum, cara pencegahan dan pemberantasannya
2. Peningkatan persediaan pangan dan kecukupan gizi
3. Penyediaan air minum dan sanitasi dasar
4. Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
5. Imunisasi
6. Pengobatan dan pengadaan obat

Oleh karena pelayanan kesehatan dasar merupakan kunci untuk mencapai derajat kesehtaan yang layak bagi semua, maka perencanaan, pengorganisasian dan penyelenggaraan yang efisien mutlak diperukan disamping harus berdasarkan :

* Perikemanusiaan
* Kesehatan sebagai hak asasi
* Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat
* Pengutamaan upaya kesehatan promotif dan upaya kesehatan preventif
* Pelayanan kesehatan perorangan yang sesuai kebutuhan
* Dukungan sumber daya kesehatan

Misi Pembangunan Kesehatan
Dalam mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010, telah ditetapkan misi pembangunan kesehatan (DepKes RI, 1999)

* Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan
Untuk dapat terwujudnya Indonesia Sehat 2010, para penanggung jawab program pembangunan harus memasukkan pertimbangan-pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan pembangunannya. Oleh karena itu seluruh elemen dari Sistem Kesehatan Nasional harus berperan sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
* Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
Perilaku sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan.
* Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak hanya berada ditangan pemerintah, melainkan mengikutsertakan masyarakat dan potensi swasta.
* Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya
Untuk terselenggaranya tugas penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus diutamakan adalah bersifat promotif dan preventif yang didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif.

Strategi Pembangunan Kesehatan
Strategi pembangunan nasional harus berdasarkan pada kebijakan nasional, mencakup garis besar kegiatan dimana semua sektor yang terlibat untuk mewujudkan kebijaksanaan tersebut. Beberapa hal penting yang harus diterapkan adalah (DepKes RS, 1999)

1. Pembangunan kesehatan berwawasan kesehatan
Setiap program pembangunan nasional yang diselenggarakan di Indonesia harus memberikan konstribusi positif terhadap kesehatan, yaitu terbentuknya lingkungan sehat dan pembentukan perilaku sehat.
2. Profesionalisme
Untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu dilaksanakan melalui penerapan kemajuan ilmu dan teknologi, serta didukung oleh penerapan nilai-nilai moral dan etika.
3. Desentralisasi
Penyelenggaraan pelbagai upaya kesehatan harus berangkat dari masalah dan potensi spesifik masing-masing daerah. Disamping itu masalah kesehatan banyak yang bersifat spesifik daerah. Desentralisasi yang pada inti pokoknya adalah pendelegasian wewenang yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengatur sistem pemerintah dan rumah tangga sendiri dipandang lebih sesuai untuk pengolahan pembangunan.

Tujuan, Sasaran dan Kebijakan pembangunan Kesehatan
Tujuan pembangunan kesehatan
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidp dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Indonesia.

Sasaran Pembangunan Kesehatan :

* Kerja sama lintas sektor
*Kemandirian masyarakat dan kemitraan
* Perilaku hidup sehat
* Lingkungan sehat
* Upaya kesehatan
* Manajemen pembangunan kesehatan
* Derajat kesehatan

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, maka ditetapkan Kebijakan umum pembangunan kesehatan (DepKes RI, 2000, Soemantri S, 2001) :

1. Pemantapan kerja sama lintas sektor
2. Peningkatan perilaku, kemandirian dan kemitraan swasta
3. Peningkatan kesehatan lingkungan
4. Peningkatan upaya kesehatan
5. Peningkatan sumber daya kesehatan
6. Peningkatan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
7. Peningkatan perlindungan kesehatan masyarakat terhdaap penggunaan sediaan farmasi, makanan dan alat kesehatan yang tidak absah
8. Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi

Program pembangunan kesehatan
Program-program pembangunan kesehatan dikelompokkan dalam pokok-pokok program yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan pembangunan sektor lain yang memerlukan dukungan dan peran serta masyarakat. Disusun 7 Program pembangunan kesehatan yaitu (DepKes RI, 1999) :
* Program perilaku dan pemberdayaan masyarakat
* Program lingkungan sehat
* Program upaya kesehatan
* Program pengembangan sumber daya kesehatan
* Program pengawasan obat, makanan dan obat berbahaya
* Program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
* Program pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
   Untuk meningkatkan percepatan perbaikan derajat kesehatan masyarakat   
   yang dinilai penting untuk mendukung keberhasilan program pembangunan
   nasional ditetapkan 10 program unggulan kesehatan(DepKes RI, 1999) :
* Program kebijakan kesehatan, pembiayaan kesehatan dan hukum
   kesehatan
* Program perbaikan gizi
* Program pencegahan penyakit menular termasuk imunisasi
* Program peningkatan perilaku hidup sehat dan kesehatan mental
* Program lingkungan pemukiman, air dan sehat
* Program kesehatan keluarga, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
* Program keselamatan dan kesehatan kerja
* Program anti tembakau, alkohol dan madat
* Program pengawasan obat, bahan berbahaya, makanan dan minuman
* Program pencegahan kecelakaan, rudapaksa dan keselamatan lalu lintas

Peran tenaga kesehatan masyarakat dalam pembangunan kesehatan
Tenaga kesehatan masyarakat (Kesmas) merupakan bagian dari sumber daya manusia yang sangat penting perannya dalam pembangunan kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pembangunan kesehatan dengan paradigma sehat merupakan upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

Pelayanan promotif, untuk meningkatkan kemandirian dan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan diperlukan program penyuluhan dan pendidikan masyarakat yang berjenjang dan berkesinambungan sehingga dicapai tingkatan kemandirian masyarkat dalam pembangunan kesehatan. Dalam program promotif membutuhkan tenaga-tenaga kesmas yang handal terutama yang mempunyai spesialisasi dalam penyuluhan dan pendidikan.

Pelayanan preventif, untuk menjamin terselenggaranya pelayanan ini diperlukan parar tenaga kesmas yang memahami epidemiologi penyakit, cara-cara dan metode pencegahan serta pengendalian penyakit. Program preventif ini merupakan salah satu lahan bagi tenaga kesmas dalam pembangunan kesehatan. Keterlibatan kesmas dibidang preventif di bidang pengendalian memerlukan penguasaan teknik-teknik lingkungan dan pemberantasan penyakit. Tenaga kesmas juga dapat berperan dibidang kuratif dan rehabilitatif kalau yang bersangkutan mau dan mampu belajar dan meningkatkan kemampuannya dibidang tersebut.

Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat Dalam Merubah Perilaku Masyarakat Menuju Hidup Bersih Dan Sehat
Program promosi perilaku hidup bersih dan sehat yang biasa dikenal PHBS/Promosi Higiene merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit menular yang lain melaui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat luas. Program ini dimulai dengan apa yang diketahui, diinginkan dan dilakukan masyarakat setempat dan mengembangkan program berdasarkan informasi tersebut (Curtis V dkk, 1997; UNICEF, WHO. Bersih, Sehat dan Sejahtera).

Program promosi PHBS harus dilakukan secara profesional oleh individu dan kelompok yang mempunyai kemampuan dan komitmen terhadap kesehatan masyarakat serta memahami tentang lingkungan dan mampu melaksanakan komunikasi, edukasi dan menyampaikan informasi secara tepat dan benar yang sekarang disebut dengan promosi kesehatan. Tenaga kesehatan masyarakat diharapkan mampu mengambil bagian dalam promosi PHBS sehingga dapat melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup berdasarkan PHBS. Tenaga kesehatan masyarakat telah mempunyai bekal yang cukup untuk dikembangkan dan pada waktunya disumbangkan kepada masyarakat dimana mereka bekerja.

Dalam mewujudkan PHBS secara terencana, tepat berdasarkan situasi daerah maka diperlukan pemahaman dan tahapan sebagai berikut :
Memperkenalkan kepada masyarakat gagasan dan teknik perilaku Program promosi Hygiene Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yang merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit diare melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat secara meluas. Program ini dimulai dari apa yang diketahui, diinginkan, dan dilakukan masyarakat. Perencanaan suatu program promosi hygiene untuk masyarakat dilakukan berdasarkan jawaban atau pertanyaan diatas atau bekerjasama dengan pihak yang terlibat, untuk itu diperlukan pesan-pesan sederhana, positif, menarik yang dirancang untuk dikomunikasikan lewat sarana lokal seperti poster, leaflet.

Mengidentifikasikan perubahan perilaku masyarakat, dalam tahap ini akan dilakukan identifikasi perilaku beresiko melalui pengamatan terstruktur. Sehingga dapat ditentukan cara pendekatan baru terhadap perbaikan hygiene sehingga diharapkan anak-anak terhindar dari lingkungan yang terkontaminasi.

Memotivasi perubahan perilaku masyarakat, langkah-langkah untuk memotivikasi orang untuk mengadopsi perilaku hygiene termasuk ;

* Memilih beberapa perubaha perilaku yang diharapkan dapat diterapkan
* Mencari tahu apa yang dirasakan oleh kelompok sasaran mengenai perilaku tersebut melalui diskusi terfokus, wawancara dan melalui uji coba perilaku
* Membuat pesan yang tepat sehingga sasaran mau melakukan perubahan perilaku
* Menciptakan sebuah pesan sederhana, positif, menarik berdasarkan apa yang disukai kelompok sasaran
* Merancang paket komunikasi

Merancang program komunikasi, pada tahap ini telah dapat menentukan perubahan perilaku dan menempatkan pesan dengan tepat dengan memadukan semua informasi yang telah dikumpulkan, selanjutnya dikomunikasikan dengan dukungan seperti audio visual (video, film), oral (radio), cetak (poster, leaflet), visual (flip charts).

Sasaran PHBS tidak hanya terbatas tentang hygiene, namun harus lebih komprehensif dan luas, mencakup perubahan lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan sosial-budaya masyarakat sehingga tercipta lingkungan yang berwawasan kesehatan dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan fisik seperti sanitasi dan hygiene perorangan, keluarga dan masyarakat, tersedianya air bersih, lingkungan perumahan, fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK) dan pembuangan sampah serta limbah. Lingkungan biologi adalah flora dan fauna. Lingkungan sosial-budaya seperti pengetahuan, sikap perilaku dan budaya setempat yang berhubungan dengan PHBS.
Perubahan terhadap lingkungan memerlukan intervensi dari tenaga kesehatan terutama Tenaga Kesehatan Masyarakat yang mempunyai kompetensi sehingga terciptanya lingkungan yang kondusif dalam Program Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang diharapkan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk

2 komentar:

  1. mohon maaf sebelumnya pak..
    saya mohon ijin..
    tulisan ini akan saya kutip guna menyelesaikan tugas kuliah saya..
    trims..
    ^_^

    BalasHapus